Sore itu, sinar matahari tertutup awan hingga membuat suasana "negeri di atas awan" Wonosobo cukup dingin. Saya kala itu baru terbangun dari hibernasi sore saya yang cukup lama karena kelelahan setelah berenang. Sebelum mencelupkan diri ke air untuk mandi sore, saya berniat untuk menengok kebun belakang rumah dulu supaya mendapat udara segar. Sebelum saya keluar dari pintu, ada yang aneh di bawah meja samping pintu keluar, ada yang bergerak-gerak bingung.
Saya dekati dan saya lihat ada apa di bawah meja tersebut, yang kemudian saya terkejut setelah menemukan seekor bondol jawa (Lonchura leucogastroides) juvenile yang terjebak di dalam rumah. Bondol kecil itu belum bisa terbang, hanya meloncat-loncat bingung kesana-kemari tidak tahu harus kemana.
Seketika itu juga saya ambil si bondol yang tersesat itu kemudian saya bawa ke belakang rumah. Kebetulan di belakang rumah ada pohon belimbing besar dan memang ada sarang bondol di situ, jadi saya pikir bondol kecil yang saya temukan berasal sarang di belimbing itu. Saya bawa bondol itu mendekat di ranting terbawah dari pohon belimbing dan saya letakkan burung itu di sana.
Tiba-tiba muncul seekor bondol jawa dewasa yang langsung bersuara cit cit cit cit ketika melihat bondol kecil yang saya bawa. Ketika mendengar suara bondol dewasa, si kecil pun mulai ikut bersuara cit cit cit. Suara dari si besar dan si kecil bersahut-sahutan bergantian yang menurut saya menandakan bahwa si kecil tersebut benar-benar anak dari bondol dewasa yang bersuara tadi.
Tak lama setelah itu, si kecil yang tak mampu terbang itu mulai melompat-lompat naik di antara rnting-ranting untuk menuju sarangnya (saya pikir begitu). Saya tidak sempat mengamati sampai dia masuk sarang karena hari sudah cukup sore dan saya belum salat ashar. Namun melihat reaksi si bondol dewasa dan si kecil tadi ketika bertemu, saya yakin bahwa si kecil benar-benar anaknya yang hilang.
Mungkin dia jatuh dari pohon ketika keluar dari sarang. Bondol kecil tadi telah memiliki bulu yang lengkap, hanya saja belum mampu terbang. Dia mungkin sedang berlatih melompat-lompat sambil melatih sayapnya ketika secara tidak sengaja jatuh dari pohon belimbing tempat sarangnya. Untung saja dia tidak melompat terlalu jauh sehingga masih dapat saya temukan dan saya kembalikan ke sarangnya.
Bondol jawa kecil memiliki pola warna yang berbeda dengan bondol dewasa. Bondol jawa dewasa memiliki tubuh berwarna coklat dengan muka kehitaman, dan ciri khas utama berupa perut yang berwarna putih. Namun bondol jawa kecil seluruh tubuhnya berwarna coklat tanpa perut putih. Bagi pengamat burung pemula, kadang akan kebingungan ketika menemukan bondol kecil karena berbeda dengan dewasanya.
Sore-sore nemu bondol lagi tersesat, malah jadi inget pas muda dulu waktu masih seneng-senengnya pengamatan burung bareng Pelatuk BSC :D
#Masihpelatukbsc
Saya dekati dan saya lihat ada apa di bawah meja tersebut, yang kemudian saya terkejut setelah menemukan seekor bondol jawa (Lonchura leucogastroides) juvenile yang terjebak di dalam rumah. Bondol kecil itu belum bisa terbang, hanya meloncat-loncat bingung kesana-kemari tidak tahu harus kemana.
Seketika itu juga saya ambil si bondol yang tersesat itu kemudian saya bawa ke belakang rumah. Kebetulan di belakang rumah ada pohon belimbing besar dan memang ada sarang bondol di situ, jadi saya pikir bondol kecil yang saya temukan berasal sarang di belimbing itu. Saya bawa bondol itu mendekat di ranting terbawah dari pohon belimbing dan saya letakkan burung itu di sana.
Bondol jawa atau javan munia dapat dijumpai di Sumatera, Jawa, dan Bali |
Tiba-tiba muncul seekor bondol jawa dewasa yang langsung bersuara cit cit cit cit ketika melihat bondol kecil yang saya bawa. Ketika mendengar suara bondol dewasa, si kecil pun mulai ikut bersuara cit cit cit. Suara dari si besar dan si kecil bersahut-sahutan bergantian yang menurut saya menandakan bahwa si kecil tersebut benar-benar anak dari bondol dewasa yang bersuara tadi.
Tak lama setelah itu, si kecil yang tak mampu terbang itu mulai melompat-lompat naik di antara rnting-ranting untuk menuju sarangnya (saya pikir begitu). Saya tidak sempat mengamati sampai dia masuk sarang karena hari sudah cukup sore dan saya belum salat ashar. Namun melihat reaksi si bondol dewasa dan si kecil tadi ketika bertemu, saya yakin bahwa si kecil benar-benar anaknya yang hilang.
Mungkin dia jatuh dari pohon ketika keluar dari sarang. Bondol kecil tadi telah memiliki bulu yang lengkap, hanya saja belum mampu terbang. Dia mungkin sedang berlatih melompat-lompat sambil melatih sayapnya ketika secara tidak sengaja jatuh dari pohon belimbing tempat sarangnya. Untung saja dia tidak melompat terlalu jauh sehingga masih dapat saya temukan dan saya kembalikan ke sarangnya.
Bondol jawa kecil memiliki pola warna yang berbeda dengan bondol dewasa. Bondol jawa dewasa memiliki tubuh berwarna coklat dengan muka kehitaman, dan ciri khas utama berupa perut yang berwarna putih. Namun bondol jawa kecil seluruh tubuhnya berwarna coklat tanpa perut putih. Bagi pengamat burung pemula, kadang akan kebingungan ketika menemukan bondol kecil karena berbeda dengan dewasanya.
Sore-sore nemu bondol lagi tersesat, malah jadi inget pas muda dulu waktu masih seneng-senengnya pengamatan burung bareng Pelatuk BSC :D
#Masihpelatukbsc
EmoticonEmoticon