Agustus 2016 saya dan teman-teman pengamat burung dari Pelatuk BSC UNNES berkelana di lereng merapi untuk mengikuti Merapi Birdwatching Competition. Kompetisi pengamatan burung di Merapi rutin dilaksanakan 2 tahun sekali di kawasan Karang Pramuka Kaliurang Sleman, yang pesertanya sebagian besar adalah mahasiswa. Dalam event yang diikuti 65 tim dari berbagai Universitas dan instansi itu, saya memperoleh piala ke-3 dalam arena kompetisi pengamatan burung hehe.
Piala pertama dalam pengamatan burung saya peroleh dalam event Baluran Birdwatching Race tahun 2010 sebagai juara 3. Kemudian lama setelah itu, baru pada Mei 2016 saya memperoleh piala ke-2 dalam event Bali Birdwatching Race di Pulau Serangan sebagai juara 2. Dan beberapa bulan kemudian, saya memperoleh piala ke-3 di Merapi sebagai juara 3. Sebenarnya agak tidak tepat bila disebut sebagai piala "saya" karena saya bekerja dalam tim beranggotakan 3 orang dalam setiap perlombaan tersebut. Jadi piala-piala tersebut adalah buah dari usaha bersama.
Dalam event Merapi 2016 saya satu tim dengan Raka dan Eva, keduanya merupakan mahasiswa semester 7 biologi UNNES. Walaupun masih jauh dari kata tim ideal, tim kami berjuang sekuat tenaga untuk memenangkan kompetisi tersebut.
Seperti biasa, perlombaan utama dalam event tersebut adalah pengamatan dan membuat sketsa burung. Pengamatan dilakukan dalam dua jalur utama, yaitu menuju bukit plawangan dan menuju telogo putri. Tim kami memilih untuk melakukan pengamatan burung menuju bukit plawangan (saya menyesal kenapa tidak memilih telogo putri karena ternyata di sekitar telogo putri banyak burung-burung unik). Pengamatan dilakukan mulai pukul 05.00 hingga 12.00 WIB, cukup singkat dibandingkan dengan event-event lain yang pernah saya ikuti.
Setelah pengamatan selesai dilanjutkan dengan lomba cerdas cermat bertemakan konservasi, merapi, dan burung. Soal-soal yang diberikan merupakan soal pilihan ganda dan masing-masing tim harus menjawab soal dalam secarik kertas yang akan langsung dikumpulkan soal per soal. Semua tim yang berjumlah 65 ikut bersaing dalam lomba cerdas cermat tersebut. Lomba tersebut terbagi menjadi 3 babak, dimana babak pertama akan mengambil 20 besar, babak kedua mengambil 5 besar, dan babak terakhir untuk menentukan pemenang.
Singkat cerita tim saya , merupakan satu-satunya wakil Semarang yang dapat menembus hingga 5 besar. Namun soal-soal dalam babak final begitu sulit hingga kami hanya dapat menjawab 1 soal dengan benar (padahal juara cerdas cermat dari UNS juga hanya mampu menjawab 2 soal hehe). Akhirnya kami harus mengakui keunggulan rekan kami dari UNS tersebut.
Malamnya setelah isya dilanjutkan dengan kuis tebak gambar dan suara serta presentasi. Kuis dan presentasi dilakukan dalam waktu yang bersamaan sehingga kami harus membagi tenaga untuk mengikuti semuanya. Saya dan Eva mengikuti kuis sedangkan presentasi diikuti oleh Raka. Alhamdulillah kami dapat menjalani lomba malam itu dengan baik, walaupun saya kurang puas dengan hasil jawaban tebak suara saya. Hehe maklum saja karena tebak suara masih menjadi momok karena baru sedikit suara burung yang saya hapal.
Setelah selesai kuis, saya merasa sangat mengantuk karena aktivitas seharian tadi begitu memeras otak dan tubuh hehe. Akhirnya saya memutuskan segera tidurrr.
Paginya, saya jalan-jalan sambil pengamatan di telogo putri bersama dengan Pepi, Dinu, Ardi, dan Anis. Disinilah saya merasa menyesal kenapa waktu perlombaan kemarin saya tidak mengambil jalur telogo putri. Dari pintu gerbang tempat camp (Karang Pramuka) hingga air terjun mati yang jaraknya tidak seberapa jauh, saya dan teman-teman berhasil mendata 25 jenis burung dalam waktu kurang dari 1.5 jam. Dan beberapa merupakan jenis yang baru pertama kali saya lihat seperti Berencet kerdil (Pnoepyga pusilla) dan betet biasa (Psittacula alexandri).
Setelah puas pengamatan, kami memutuskan kembali ke camping ground dan tidak lupa membeli jadah dan tempe bacem di pinggir jalan untuk oleh-oleh teman-teman yang tidak ikut jalan-jalan. Sampai di camp kami makan sama-sama kemudian mengikuti acara penutupan lomba dan pembacaan juara dalam kompetisi tersebut.
Tidak seperti event-event lain, terdapat banyak kategori juara dalam Merapi Birdwatching Competition 2016. Ada kategori posting instagram, fotografi, pengamatan burung, cerdas cermat, kuis, dan presentasi, juga dimabil 3 juara umum yang nilainya merupakan akumulasi dari pengamatan bururng, cerdas cermat, kuis, dan presentasi.
Akhirnya detik-detik yang menegangkan tiba juga ketika disebutkan juara umum ke-3. Saat itu sang pembawa acara, mas Asep mengumumkan bahwa juara 3 diraih oleh tim dari Semarang. Padahal selain Pelatuk, ada juga Haliaster UNDIP yang berasal dari Semarang. Kami menanti dengan was was dan akhirnya diumumkan dengan lantang nama...........................Pelatuk BSC 2
Yessssss kami juara 3 dalam kompetisi ini.
Kami sangat bersyukur dengan hasil ini dan ini menjadi kado yang bagus untuk saya, yang sudah memutuskan untuk tidak lagi mengikuti birdwatching competition.
(Padahal saya sudah sering mengatakan bahwa tidak ingin lagi mengikuti birdwatching competition namun ketika ada event berwatching saya selalu tergoda ikut dan ikut lagi hahahaha....... aroma kompetisi selalu membuat saya tergoda).
Burung-burung yang saya temukan selama event tersebut berlangsung adalah sebagai berikut.
Piala pertama dalam pengamatan burung saya peroleh dalam event Baluran Birdwatching Race tahun 2010 sebagai juara 3. Kemudian lama setelah itu, baru pada Mei 2016 saya memperoleh piala ke-2 dalam event Bali Birdwatching Race di Pulau Serangan sebagai juara 2. Dan beberapa bulan kemudian, saya memperoleh piala ke-3 di Merapi sebagai juara 3. Sebenarnya agak tidak tepat bila disebut sebagai piala "saya" karena saya bekerja dalam tim beranggotakan 3 orang dalam setiap perlombaan tersebut. Jadi piala-piala tersebut adalah buah dari usaha bersama.
Foto bersama peserta kompetisi setelah penutupan acara |
Seperti biasa, perlombaan utama dalam event tersebut adalah pengamatan dan membuat sketsa burung. Pengamatan dilakukan dalam dua jalur utama, yaitu menuju bukit plawangan dan menuju telogo putri. Tim kami memilih untuk melakukan pengamatan burung menuju bukit plawangan (saya menyesal kenapa tidak memilih telogo putri karena ternyata di sekitar telogo putri banyak burung-burung unik). Pengamatan dilakukan mulai pukul 05.00 hingga 12.00 WIB, cukup singkat dibandingkan dengan event-event lain yang pernah saya ikuti.
Setelah pengamatan selesai dilanjutkan dengan lomba cerdas cermat bertemakan konservasi, merapi, dan burung. Soal-soal yang diberikan merupakan soal pilihan ganda dan masing-masing tim harus menjawab soal dalam secarik kertas yang akan langsung dikumpulkan soal per soal. Semua tim yang berjumlah 65 ikut bersaing dalam lomba cerdas cermat tersebut. Lomba tersebut terbagi menjadi 3 babak, dimana babak pertama akan mengambil 20 besar, babak kedua mengambil 5 besar, dan babak terakhir untuk menentukan pemenang.
Singkat cerita tim saya , merupakan satu-satunya wakil Semarang yang dapat menembus hingga 5 besar. Namun soal-soal dalam babak final begitu sulit hingga kami hanya dapat menjawab 1 soal dengan benar (padahal juara cerdas cermat dari UNS juga hanya mampu menjawab 2 soal hehe). Akhirnya kami harus mengakui keunggulan rekan kami dari UNS tersebut.
Malamnya setelah isya dilanjutkan dengan kuis tebak gambar dan suara serta presentasi. Kuis dan presentasi dilakukan dalam waktu yang bersamaan sehingga kami harus membagi tenaga untuk mengikuti semuanya. Saya dan Eva mengikuti kuis sedangkan presentasi diikuti oleh Raka. Alhamdulillah kami dapat menjalani lomba malam itu dengan baik, walaupun saya kurang puas dengan hasil jawaban tebak suara saya. Hehe maklum saja karena tebak suara masih menjadi momok karena baru sedikit suara burung yang saya hapal.
Setelah selesai kuis, saya merasa sangat mengantuk karena aktivitas seharian tadi begitu memeras otak dan tubuh hehe. Akhirnya saya memutuskan segera tidurrr.
Paginya, saya jalan-jalan sambil pengamatan di telogo putri bersama dengan Pepi, Dinu, Ardi, dan Anis. Disinilah saya merasa menyesal kenapa waktu perlombaan kemarin saya tidak mengambil jalur telogo putri. Dari pintu gerbang tempat camp (Karang Pramuka) hingga air terjun mati yang jaraknya tidak seberapa jauh, saya dan teman-teman berhasil mendata 25 jenis burung dalam waktu kurang dari 1.5 jam. Dan beberapa merupakan jenis yang baru pertama kali saya lihat seperti Berencet kerdil (Pnoepyga pusilla) dan betet biasa (Psittacula alexandri).
Setelah puas pengamatan, kami memutuskan kembali ke camping ground dan tidak lupa membeli jadah dan tempe bacem di pinggir jalan untuk oleh-oleh teman-teman yang tidak ikut jalan-jalan. Sampai di camp kami makan sama-sama kemudian mengikuti acara penutupan lomba dan pembacaan juara dalam kompetisi tersebut.
Tidak seperti event-event lain, terdapat banyak kategori juara dalam Merapi Birdwatching Competition 2016. Ada kategori posting instagram, fotografi, pengamatan burung, cerdas cermat, kuis, dan presentasi, juga dimabil 3 juara umum yang nilainya merupakan akumulasi dari pengamatan bururng, cerdas cermat, kuis, dan presentasi.
Akhirnya detik-detik yang menegangkan tiba juga ketika disebutkan juara umum ke-3. Saat itu sang pembawa acara, mas Asep mengumumkan bahwa juara 3 diraih oleh tim dari Semarang. Padahal selain Pelatuk, ada juga Haliaster UNDIP yang berasal dari Semarang. Kami menanti dengan was was dan akhirnya diumumkan dengan lantang nama...........................Pelatuk BSC 2
Yessssss kami juara 3 dalam kompetisi ini.
Kami sangat bersyukur dengan hasil ini dan ini menjadi kado yang bagus untuk saya, yang sudah memutuskan untuk tidak lagi mengikuti birdwatching competition.
(Padahal saya sudah sering mengatakan bahwa tidak ingin lagi mengikuti birdwatching competition namun ketika ada event berwatching saya selalu tergoda ikut dan ikut lagi hahahaha....... aroma kompetisi selalu membuat saya tergoda).
Burung-burung yang saya temukan selama event tersebut berlangsung adalah sebagai berikut.
- Burung gereja erasia (Passer montanus)
- Bondol jawa (Lonchura leucogastroides)
- Bondol peking (Lonchura punctulata)
- Bondol haji (Lonchura maja)
- Cucak kutilang (Pycnonotus aurgaster)
- Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier)
- Berinji gunung (Lole virescens)
- Cica daun sayap biru (Chloropsos cochinchinensis)
- Bentet kelabu (Lanius schach)
- Takur tulung tumpuk (Megalaima javensis)
- Takur Bultok (Megalaima lineata)
- Takur tohtor (Megalaima javensis)
- Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus)
- Kacamata gunung (Zozterops montanus)
- Opior jawa (Lophozozterops javanicus)
- Wergan jawa (Alcipe pyrhoptera)
- Sikatan ninon (Eumyas indigo)
- SIkatan belang (Ficedula westermanni)
- Jinjing batu (Hemipus hirundinaceus)
- Cipoh kacat (Aegithina tiphia)
- Cekakak sungai (Todirhampus chloris)
- Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris)
- Elang hitam (Ichtinaetus malayensis)
- Elang ular bido (Spilornis cheela)
- Meninting kecil (Enicurus velatus)
- Meninting besar (Enicurus leschnaulti)
- Betet biasa (Psittacula alexandri)
- Berencet kerdil (Pnoepyga pusilla)
- Cica kopi melayu (Pomatorhinus montanus)
- Cica koreng jawa (Megalurus palustris)
- Ciu besar (Pteruthius flaviscapis)
- Tekukur biasa (Streptophelia chinensis)
- Walik kepala ungu (Ptilinopus porphyreus)
- Walik kembang (Ptilinopus melanospilus)
- Caba bunga api (Dicaem trigonostigma)
- Cabe jawa (Dicaeum throchileum)
- Pelanduk semak (Malacocincla sepiarium)
- Munguk beledu (Sitta frontalis)
- Ciung batu kecil (Myoponus glaucinus)
- Srigunting kelabu (Dicrurus melanicterus)
- Sriguntng hitam (Dicrurus macrocercus)
- Sepah hutan (Pericrocotus flameus)
- *Sempur hujan rimba (Eurylaimus ochromalus) untuk jenis yang satu ini saya amati terbang bolak balik di sekitar air terjun mati (lupa nama air terjunnya), sayangnya saya belum sempat mengamati dengan bibokular, hanya saya amati dengan mata telanjang. Namun sepertinya perlu konfirmasi dari teman-teman jogja apakah jenis ini pernah ditemukan di merapi.
EmoticonEmoticon