Ini Dia Hasil Pengalaman Pakai Zenfone 5 Setelah Digunakan 6 bulan

ASUS Zenfone 5

Halo guys, perkenalkan saya Sumaguna dari TechSuma.id, dan di blog kesayangan kalian Didno76 saya akan bahas mengenai ASUS Zenfone 5. Zenfone 5 ini kebetulan saya pakai buat secondary driver untuk urusan bisnis selama 6 bulanan. Rasanya untuk bahasan kali ini, saya akan lebih ke pengalaman pemakaian daripada sebuah review. 

Jadi ceritanya, saya iseng mantau harga ASUS Zenfone 5 pas Mei 2019 kemarin. Ternyata setelah saya pantau, harganya sudah cukup turun, di kisaran Rp 2.8 jutaan saja. Akhirnya saya putuskan untuk langsung beli



Kenapa saya pilih smartphone dari ASUS ini sebagai daily business driver saya? Bukan tanpa alasan, salah satunya adalah fitur-fitur premium yang ada di ponsel ini jarang banget ada di ponsel lain, dengan rentang harga di kisaran Rp 2 jutaan. 

Fitur yang pertama saya perhatikan adalah kualitas dari bodi ponsel ini. Menggunakan back cover kaca dan rangka aluminium alloy, saya rasa termasuk solid untuk kelas harga Rp 2 jutaan. Rasa premiumnya pun sangat terasa ketika digenggam dan digunakan sehari-hari. Desainnya pun masih relevan di tahun 2020 ini.

Bagian Belakang ASUS Zenfone 5

Tambahan, untuk ASUS Zenfone 5 ini ada dua varian, Midnight Blue dan Meteor Silver, dimana Midnight Blue lebih keliatan kalem dan elegan. Saya sendiri akhirnya pilih varian Meteor Silver karena tahun lalu saya sudah pernah pakai yang Midnight Blue. 

Dari sisi display atau layar, panel IPS yang digunakan di Zenfone 5, saya rasa lebih baik dari rata-rata layar IPS lain di kelasnya, tetapi memang belum sebaik panel Amoled, terutama ketika digunakan untuk warna cerah seperti hijau. Warna hijau yang dihasilkan cenderung lebih pudar, serta warna merah yang dihasilkan lebih pinkish atau cenderung kepada warna pink. Zenfone ini juga menggunakan layar tipe notch lebar. Bagi yang tidak suka notch atau poni, bisa menghilangkannya di pengaturan. 

Bagian bawah ASUS Zenfone 5
Untuk fitur favorit saya lainnya adalah Dual Stereo Speaker. Kualitasnya cukup mantap untuk ponsel harga Rp 2 jutaan. Suara yang dihasilkan cukup jernih untuk sebuah smartphone berukuran kecil. Jika saya sedang malas mendengarkan musik melalui headset atau bluetooth speaker, saya biasa menggunakan Zenfone 5 ini dibanding smartphone lainnya. 

Tidak lupa juga, fitur pelengkap lainnya juga sangat berguna untuk sebagian orang. Seperti NFC, AI Ringtone yang bisa menyesuaikan volume ringtone terhadap tingkat kebisingan sekitar, dan ada juga fitur Audiowizard untuk pengaturan equalizer baik melalui speaker ataupun headset. Zenfone 5 juga didukung adanya DTS headphone X untuk menghasilkan efek keluaran audio yang lebih mantap. 

Kamera belakang dan sensor sidik jari

Dari sisi performa, selama 5 bulan tidak ada kendala dan komplain dari saya. Multitasking cukup lancar untuk buka-tutup aplikasi. Semua berjalan lancar mengingat ponsel ini sudah menggunakan Snapdragon 636, cukup untuk penggunaan multimedia sehari-hari. 

Sementara itu untuk gaming, saya sendiri jarang pakai ponsel ini untuk bermain gim. Sesekali hanya gim ringan seperti F1 Manager. Kalau untuk yang agak berat seperti CODM, masih bisa lancar di setting medium dan high frame rate.


Tombol Volume dan On/Off
PUBGM juga masih bisa lancar di setting graphic balance dan medium frame rate. Untuk ketahanan baterai, bagi saya juga masih cukup. SOT yang saya dapatkan rata-rata ada di angka 4 sampai 6 jam, sedangkan untuk pengecasan, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai angka 100% sekitar 1 jam 40 menit. 

Tapi walaupun begtu, Zenfone 5 juga punya kelemahan yang beberapa cukup fatal. Diantaranya adalah ZenUI yang masih rawan bugs. Ada cukup banyak bugs yang pernah saya temui, yang sampai saat ini masih ada adalah notifikasi dari aplikasi yang tidak muncul, salah satunya adalah Tokopedia dan OLX. Positifnya adalah ASUS lumayan rajin memberi update. Rata-rata dua sampai tiga bulan sekali ada update patch security terbaru.

Slot Sim Card ASUS Zenfone 5

Satu limitasi lain adalah sisi storage, untuk 64GB sebetulnya sudah cukup lega dan rasanya untuk mayoritas orang sudah mencukup. Dengan semua aplikasi, file dan foto, storage saya hanya tersisa sekitar 5GB saja. Sayangnya karena ponsel ini memakai tipe Slot Hybrid, saya butuh dua SIM card sekaligus, sehingga tidak bisa memanfaatkan slot MicroSD. 

Terakhir adalah sektor kamera. Untuk kamera terutama foto, bisa dibilang bukan selera saya. Warnanya sering kali terlihat pucat, atau lebih gelap dari aslinya. Tapi untuk kamera ini saya serahkan ke kalian, karena ini lebih ke selera masing-masing. Untuk hasil yang lebih baik, kalian bisa coba install Gcam untuk Zenfone 5, dan memang peningkatannya lumayan terasa walaupun warnanya jadi agak tajam di beberapa kondisi, dan noise kadang meningkat pada lowlight.

Paket Pembelian ASUS Zenfone 5

Untuk kesimpulan dari saya, sebetulnya udah jelas banget. ASUS Zenfone 5 ini sudah saya pakai lima bulanan sebagai daily business driver. Harganya udah Rp 2 jutaan, plus fitur-fitur premium yang tersemat di dalamnya. Ya kalau saya ditanya di kelas Rp 2 jutaan, Zenfone 5 adalah smartphone yang paling saya rekomendasi untuk saat ini, terutama buat kalian yang lebih mentingin fitur dan fungsionalitas ketimbang spesifikasi.

Artikel ini sudah pernah tayang juga dalam video youtube yang kalian bisa tonton di bawah ini. Atau jika berminat melihat artikel review smartphone lainnya bisa dikunjungi di blog saya techsuma.id.



EmoticonEmoticon