Ilustrasi gambar |
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia yakni pada pertengahan bulan Maret 2020. Banyak orang yang merasakan kesulitan ekonomi karena beberapa pembatasan. Bahkan mereka yang bekerja harus di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena pabrik, usahanya tutup atau tidak beroperasi lagi.
Akibatnya tentu banyak orang yang beralih profesi dari bekerja pada perusahaan atau jasa, berganti menjadi pengangguran atau usaha lain. Bagi mereka yang bisa berwirausaha tentu bisa bangkit kembali dengan mencari peluang usaha di tengah pandemi seperti jualan online, bertani hidroponik, jasa antar barang atau makanan dan lain-lain.
Tetapi bagi mereka yang tidak bisa bangkit, tentu berusaha mencari kredit atau pinjaman kesana kemari untuk keberlangsungan hidup sehari-hari, biaya anak sekolah atau kuliah, dan lainnya. Biasanya mereka mengajukan kredit atau pinjaman untuk karena terdesak untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Di zaman digital seperti sekarang ada banyak pilihan untuk mendapatkan dana. Tetapi sayangnya terkadang tidak sesuai dengan plafon atau estimasi dana yang diterima. Kita kerap terbuai untuk mengambilnya semaksimal mungkin, tanpa berhitung seberapa besar sebenarnya kebutuhan yang kita miliki. Hasilnya, saat sudah terlanjur mengajukan pinjaman, baru terasa bahwa cicilannya terlalu besar dan memberatkan.
Agar hal tersebut tidak terjadi, penting bagi Anda untuk mengetahui tips bijak dalam mengajukan pinjaman. Berikut tipsnya :
1. Pilihlah Penyedia pinjaman resmi dan terdaftar OJK
Sebelum mengajukan pinjaman atau kredit yang paling penting adalah memilih perusahaan atau penyedia layanan pinjaman resmi dan terpercaya. Tujuannya adalah agar terhindar dari penipuan dari penyedia layanan pinjaman untuk menjaga keamanan data pribadi.
Pastikan layanan pinjaman tersebut terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perlu diperhatikan, jangan cepat percaya dengan keterangan terdaftar di sana untuk memastikannya lebih baik langsung mengunjungi laman webnya untuk melihat daftar perusahaan jasa layanan pinjaman yang telah terdaftar dan memperoleh perizinan untuk beroperasi.
2. Sebelum Mengajukan Pinjaman, Pahami Dulu Kondisi Keuangan Anda
Setiap orang tentu memiliki tujuan sebelum mengajukan pinjaman. Namun, sebaiknya Anda mengetahui kemampuan keuangan Anda. Jangan sampai sudah terlanjur mengajukan pinjaman dengan jumlah tertentu, ternyata besar pasak daripada tiang atau cicilannya terlalu besar dan jangka waktunya panjang yang berakibat Anda tidak mampu melunasinya.
Secara teori, para ahli keuangan sudah menyampaikan agar nilai seluruh cicilan utang yang dimiliki tidak lebih dari 30% dari total penghasilan bulanan. Namun pada kenyataan pada praktiknya lebih dari itu sehingga Anda perlu berhitung dan mengatur pola hidup dan gaya hidup agar nilai utang Anda tidak lebih besar dari biaya hidup pokok Anda.
Saat beban utang telah lebih dari 30%, sebaiknya Anda perlu melunasi cicilan yang ada terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengajukan pinjaman lainnya. Setidaknya, dengan melakukan hal tersebut, keuangan Anda akan lebih siap dan lancar untuk menjalani rutinitas pengeluaran.
3. Gunakan Pinjaman untuk Kebutuhan Produktif
Setelah mendapatkan pinjaman sebaiknya evaluasi dengan baik kebutuhan Anda. Apakah untuk kebutuhan yang benar-benar penting? Ataukah hanya untuk membeli layanan atau barang konsumtif dan tidak memiliki manfaat yang besar dalam jangka panjang?
Karena kesalahan dalam menentukan manfaat dari pengajuan pinjaman inilah yang membuat tak sedikit orang yang menyalahgunakan produk keuangan tersebut dan terjerat untuk masalah yang sebetulnya diciptakan oleh Anda sendiri.
Sebagai contoh, Anda sebenarnya membutuh dana Rp5 juta untuk biaya pendidik anak. Tetapi dengan kriteria yang Anda miliki, Anda berhak mendapatkan fasilitas kredit sebesar Rp25 juta. Tanpa berpikir panjang, Anda menyetujui untuk mengambil fasilitas secara maksimal yang rencananya akan Anda gunakan untuk keperluan lain seperti berwisata, membeli barang yang bukan kebutuhan Anda, dan lain sebagainya.
4. Perhatikan Tingkat Jumlah Bunga Pinjaman dan Tenor Pembayaran
Tingkat bunga menjadi pertimbangan sebelum mengambil pinjaman kredit yang perlu juga dipikirkan adalah bunga pinjaman yang diberikan oleh pihak pemberi pinjaman.
Pilihlah penyedia pinjaman yang memberikan bunga rendah dan terjangkau. Karena besaranya bunga pinjaman akan sangat berpengaruh pada cicilan yang harus dibayar.
Selain itu pertimbangkan pula jangka waktu kredit atau tenor. Semakin lama jangka waktu kredit atau tenor maka semakin kecil angsuran yang harus dibayar. Sebaliknya jika semakin singkat maka angsurannya semakin besar.
5. Pastikan untuk Membayar Cicilan Tepat Waktu
Membayar cicilan pinjaman dengan tepat waktu merupakan sebuah kewajiban. Dengan disiplin melunasi tagihannya, Anda akan terhindar dari risiko ditagih, risiko membayar denda keterlambatan yang berpotensi menjadi pemicu rusaknya arus keuangan, dan yang paling penting, terhindar dari citra buruk saat barang jaminan Anda disita oleh Bank atau perusahaan kredit sebagai akibat dari tunggakan Anda.
Pada umumnya seluruh perusahaan pelayanan keuangan akan mengikuti aturan dari Otoritas Jasa Keuangan mengenai proses penagihan. Sementara, mengenai denda keterlambatan, setiap layanan memiliki kebijakannya masing-masing. Jadi, ingat dan catat baik-baik kapan tanggal terakhir pembayaran cicilan Anda, dan bila perlu buat alarm untuk menghindari jatuh tempo.
6. Patuhi Perjanjian Kerjasama Kredit atau Pembiayaan Anda
Saat kondisi mendesak atau tidak memungkinkan Anda untuk membayar tagihan, komunikasikanlah hal ini kepada perusahaan penyedia layanan keuangan Anda. Diskusikan jalan keluar apa yang dapat ditempuh kedua belah pihak. Jangan biarkan catatan kredit Anda jelek karena akan merugikan Anda sendiri di kemudian hari.
Salah satu perusahaan pembiayaan yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) yang sudah tersebar tidak hanya di kota besar tetapi hingga ke pelosok daerah.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) adalah salah satu perusahaan pembiayaan terbesar dan tertua di Indonesia. Berdiri sejak 1982, BFI Finance memiliki posisi yang unik dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan lainnya, karena tidak terafiliasi bank atau pun Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).
BFI Finance tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai Perusahaan Terbuka (Go Public) sejak 1990. Dengan kantor pusat di Tangerang Selatan, BFI Finance didukung oleh lebih dari 9.000 karyawan di lebih dari 300 outlet seluruh wilayah Indonesia, dengan 45 di antaranya memiliki layanan pembiayaan syariah. Sebaran outlet BFI Finance terluas di antara perusahaan pembiayaan lainnya.
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan Anda seperti pembiayaan pendidikan sekolah anak, biaya perawatan rumah sakit, modal usaha, pernikahan atau Hajatan, renovasi rumah atau lainnya. Anda cukup dengan jaminan berupa kendaraan bermotor roda empat dan roda dua, alat berat, mesin, properti, dan sebagainya. Syaratnya mudah dan proses cepat untuk berbagai kebutuhan.
Informasi terkait BFI Finance dapat dengan lengkap ditemukan di www.bfi.co.id atau melalui media sosialnya
Instagram : @bfifinance;
Facebook : BFI Finance;
Twitter : @BFIFinance;
YouTube : BFI Finance Official
Dapatkan penghasilan Online dari berbagi dan menulis artikel tentang apa saja. Bisa artikel tentang kesehatan, pendidikan, politik, ekonomi, budaya dll. Caranya mudah kok, silakan klik tautan berikut ini: DAFTAR... Lalu Register di Kanan Atas ya..
EmoticonEmoticon