Murid sedang belajar kelompok (Dok. Didno) |
Saat ini banyak guru yang masih bingung apa itu pembelajaran berdiferensiasi sehingga RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) juga banyak yang menggunakan RPP Berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain.
Selain itu pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, dimana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan.
Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan. Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?
Pembelajaran Berdiferensiasi
Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat guru untuk memenuhi kebutuhan murid.
Pembelajaran Berdiferensiasi itu :
1. Menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras Untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
Dengan metode ini, siswa belajar sesuai jadwalnya. Bahan bacaan, rekaman pelajaran, dan lembar kerja akan disediakan di awal. Siswa diharapkan untuk mempelajari dan menyelesaikannya pada atau sebelum tenggat yang ditentukan.
3. Penilaian berkelanjutan
Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
4. Merespon kebutuhan belajar murid
Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
5. Manajemen kelas yang efektif.
Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek yakni :
1. Kesiapan belajar (readiness) murid
Murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar)
2. Minat murid
jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat),
3. Profil belajar murid
tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).
Kesiapan Belajar
Tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya .
Bahan Pembelajaran : Modul baca, Video, Gambar.
Minat Murid
• Meminta murid untuk memilih apakah mereka ingin mendemonstrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukan atau menari atau bentuk lain sesuai minat mereka.
• Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran
• Menggunakan strategi investigasi kelompok
• Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Murid diminta mempelajari bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka.
• Membuat model.
Profil Belajar
• Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.
• Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
• Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator).
• Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik).
• Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Materi ini disampaikan oleh Ibu Mistina Hidayati dalam kegiatan Diklatnas 5 APEPSI di LPP Garden Yogyakarta tanggal 30 Januari 2022. Mudah-mudahan penjelasan tentang Pembelajaran Berdiferensiasi ini bermanfaat bagi rekan-rekan guru semua.
Dapatkan penghasilan Online dari berbagi dan menulis artikel tentang apa saja. Bisa artikel tentang kesehatan, pendidikan, politik, ekonomi, budaya dll. Caranya mudah kok, silakan klik tautan berikut ini: DAFTAR... Lalu Register di Kanan Atas ya..
EmoticonEmoticon