Pembelajaran berdiferensiasi merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar, kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah pembelajaran yang diindividualkan.
Akan tetapi lebih cenderung kepada pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi pembelajaran yang independen.
Saat guru merespon kebutuhan belajar siswa, berarti guru mendiferensiasikan pembelajaran dengan menambah, memperluas, menyesuaikan waktu untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pembelajaran berdiferensiasi pada hakikatnya pembelajaran yang memandang bahwa siswa itu berbeda dan dinamis. Karena itu, sekolah harus memiliki perencanaan tentang pembelajaran berdiferensiasi, antara lain:
- Mengkaji kurikulum saat ini yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan siswa.
- Merancang perencanaan dan strategi sekolah yang sesuai dengan kurikulum dan metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa.
- Menjelaskan bentuk dukungan guru dalam memenuhi kebutuhan siswa.
- Mengkaji dan menilai pencapaian rencana sekolah secara berkala.
Tujuan Utama Pembelajaran Berdiferensiasi
Secara umum, pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk mengakomodir pembelajaran siswa dengan memperhatikan minat belajar, kesiapan belajar, dan preferensi belajar. Secara khusus, tujuan pembelajaran berdiferensiasi adalah:
- Untuk membantu semua siswa dalam belajar. Agar guru bisa meningkatkan kesadaran terhadap kemampu-an siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh seluruh siswa.
- Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Agar siswa memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tingkat kesulitan materi yang diberikan guru. Jika siswa dibelajarkan sesuai dengan kemampuannya maka motivasi belajar siswa meningkat.
- Untuk menjalin hubungan yang harmonis guru dan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi meningkatkan relasi yang kuat antara guru dan siswa sehingga siswa semangat untuk belajar.
- Untuk membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri. Jika siswa dibelajarkan secara mandiri, maka siswa terbiasa dan menghargai keberagaman.
- Untuk meningkatkan kepuasan guru. Jika guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, maka guru merasa tertantang untuk mengembangkan kemampuan mengajarnya sehingga guru menjadi lebih kreatif.
Komponen Pembelajaran Berdiferensiasi
Ada empat (4) komponen pembelajaran berdiferensiasi, yaitu: konten/isi, proses, produk, dan lingkungan belajar.
1. Konten
Konten atau isi meliputi apa yang dipelajari siswa. Dalam hal ini, isi erkaitan dengan kurikulum dan materi pembelajaran. Pada aspek ini, guru memodifikasi kurikulum dan materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar siswa dan kondisi disabilitas yang dimiliki.
Isi kurikulum disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa. Diferensiasi dalam isi pembelajaran meliputi:
- Merefleksikan standar kurikulum nasional.
- Topik, konsep, atau tema kurikulum.
- Menyajikan fakta dan keterampilan penting.
- Membedakan melalui asesmen awal pemahaman dan keterampilan siswa, lalu mencocokkan siswa dengan kegiatan yang sesuai.
Adapun contoh diferensiasi isi adalah:
- Menggunakan bahan bacaan dengan berbagai tingkat keter-bacaan.
- Menyediakan bahan ajar dalam kaset.
- Menggunakan daftar kosakata untuk mengetahui tingkat kesiapan siswa.
- Menyajikan ide melalui sarana pendengaran dan penglihatan.
2. Proses
Proses diartikan bagaimana siswa mengolah ide dan informasi. Bagaimana siswa berinteraksi dengan materi dan bagaimana interaksi tersebut menjadi bagian yang menentukan pilihan belajar siswa.
Karena banyaknya perbedaan gaya dan pilihan belajar yang ditunjukkan siswa, maka kelas harus dimodifikasi sedemikian rupa agar kebutuhan belajar yang berbeda-beda dapat diakomodir dengan baik.
Diferensiasi dalam proses mengacu pada:
- Bagaimana siswa memahami informasi, ide, dan keterampilan yang dipelajari.
- Mencerminkan gaya dan preferensi belajar siswa.
- Memvariasikan proses pembelajaran tergantung pada bagaimana siswa belajar.
Adapun contoh diferensiasi proses adalah:
- Menggunakan kegiatan berjenjang, semua siswa belajar dengan pemahaman dan keterampilannya, serta berbagai tingkat dukungan, tantangan, dan kompleksitas.
- Menyediakan pusat minat yang mendorong siswa untuk meng-eksplorasi diri.
- Mengembangkan agenda pribadi (daftar tugas yang ditulis oleh guru) yang harus diselesaikan selama waktu yang ditentukan.
3. Produk
Bagaimana siswa menunjukkan apa yang telah dipelajari. Produk pembelajaran memungkinkan guru menilai materi yang telah dikuasai siswa dan memberikan materi berikutnya.
Gaya belajar siswa juga menentukan hasil belajar seperti apa yang akan ditunjukkan pada guru. Diferensiasi dalam produk berupa:
- Laporan, tes, brosur, pidato, sandiwara, dan sebagainya.
- Mencerminkan pemahaman siswa.
- Membedakan dengan memberikan tantangan, variasi, dan berbagai pilihan.
Beberapa contoh diferensiasi produk adalah:
- Memberi siswa pilihan cara mengekspresikan kebutuhan pembelajaran (seperti membuat pertunjukan boneka, menulis surat, atau membuat puisi).
- Menggunakan rubrik yang cocok dan memperluas keberagaman tingkat keterampilan siswa.
- Membolehkan siswa bekerja sendiri atau berkelompok kecil untuk menuntaskan tugas.
- Mendorong siswa untuk membuat tugas mereka sendiri.
4. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar ini mempertanyakan bagaimana cara siswa bekerja dan merasa dalam pembelajaran. Diferensiasi dalam lingkungan belajar, diartikan juga dengan “iklim kelas”.
Termasuk di dalamnya operasi dan nada ruang kelas. Aturan kelas, penataan furnitur, pencahayaan, prosedur, dan semua proses memengaruhi suasana kelas. Contoh diferensiasi lingkungan belajar adalah:
- Menyediakan ruangan belajar yang tenang dan tanpa gangguan, serta tempat siswa berkolaborasi.
- Menyediakan materi yang mencerminkan berbagai budaya.
- Ada pedoman yang jelas untuk belajar mandiri sesuai dengan kebutuhan siswa.
- Mengembangkan kebiasaan membantu siswa berkebutuhan khusus yang membutuhkan meskipun guru sibuk melayani siswa lain.
- Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa ada siswa lain jika belajar dengan bergerak, sementara yang lain bisa duduk dengan tenang.
3 Aspek Kebutuhan Belajar Siswa
Pada dasarnya siswa di dalam kelas akan mempunyai karakteristik yang berbeda, yang mungkin akan mengindikasikan dalam kebutuhan modifikasi kurikulum dan pembelajaran.
Agar dapat mengkategorikan kebutuhan belajar siswa, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kesiapan belajar (readiness) siswa
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan siswa akan membawa siswa keluar dari zona nyaman mereka.
Namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
2. Ketertarikan (interest) siswa
Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, siswa juga memiliki minat sendiri. Ada siswa yang minat nya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dan lain sebagainya.
Ketertarikan merupakan faktor terbesar dari dalam diri seseorang dalam memotivasi untuk belajar. Guru yang bijak akan menghubungkan konten yang dipelajari dengan ketertarikan (interest) dari siswanya.
Hal ini akan mempertahankan level perhatian siswa dalam belajar. Ketertarikan dari murid ini berhubungan dengan semua hal yang murid suka atau tidak suka dan mengenai hobinya.
3. Profil belajar (learning profile) siswa
Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar siswa berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara natural dan efisien.
Gaya belajar merupakan cara/jalan bagaimana murid tersebut bisa belajar dengan baik. Beberapa murid mungkin akan lebih bagus belajar dengan cara diskusi dengan teman sebayanya, tetapi ada juga sebagian murid yang lebih bagus belajar sendiri.
Ada murid yang belajar dari beberapa bagian dari tema tetapi adapula yang menganalisanya. Guru harus jeli dalam memahami gaya belajar setiap muridnya.
Profil belajar siswa terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang.
Selain itu, learning profile juga berhubungan dengan gaya belajar (learning style) seseorang. Ada beberapa yang memiliki gaya belajar dengan visual (melihat gambar, membaca), ada yang auditory (mendengarkan ceramah atau diskusi), ada juga yang memiliki gaya belajar dengan bergerak (kinestetik).
Termasuk multiple intelegances juga berhubungan dengan learning profile ini. Demikian ketiga aspek yang wajib dipahami sebelum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Daftarkan segera diri Anda dalam Paket Spesial Bundling 2 Judul Pelatihan Reguler 32JP: “Belajar Pembuatan video animasi pembelajaran menggunakan Powerpoint & Camtasia”. Mari bergabung, dan belajar bersama!!
Hanya Rp. 194.000 jadi Rp. 111.000
Gunakan kode kupon : VIDEO
Promo hanya berlaku di tanggal 28, 29, dan 30 Maret 2022
KLIK DISINI untuk mendaftar!
KLIK DISINI untuk mendaftar!
Artikel Wajib Tahu, Begini Pentingnya Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas pertama kali tampil pada NaikPangkat.com.
Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.
EmoticonEmoticon