Model Pembelajaran TPS – Kendati pandemi belum berlalu, namun penerapan kebijakan pembelajaran tatap muka sudah bisa dimulai lagi. Sehingga para guru pada satuan pendidikan perlu untuk melakukan rancangan strategi termasuk halnya model pembelajaran agar dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik.
Salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan yakni menggunakan model pembelajaran TPS alias Think, Pair and Share. Model ini termasuk dalam naungan model belajar cooperative learning.
Model Pembelajaran TPS merupakan bentuk model belajar Think, Pair and Share yang bertujuan untuk mengembangkan pola interaksi antar siswa. Selain itu, bentuk model belajar tersebut dapat menumbuhkan semangat pembelajar dalam diri siswa.
Pembelajaran ini diawali dengan model sajian materi dengan konsep klasikal, lalu setiap persoalan yang ada akan bekerja sama dengan cara dipasangkan dengan partner lainnya (think-pairs).Kemudian melakukan presentasi sajian masalah yang sudah didiskusikan bersama dengan kelompok (share).
Model Pembelajaran TPS diterapkan pertama kali oleh Mr. Frank Lyman yang merupakan salah satu civitas akademika di Universitas Maryland. Ia pertama kali menerapkannya sekitar tahun 80-an. Model belajar ini awalnya berkembang dari penelitian proses pembelajaran secara kooperatif dan strategi waktu tunggu.
Konsep waktu tunggu ini mengajarkan para peserta didik untuk senantiasa berfikir (wait or think time concept) sebagai salah satu elemen pada pembelajaran kooperatif. Elemen ini menjadi salah satu hal berpengaruh dan ampuh dalam meningkatkan respon siswa pada beragam pertanyaan.
Model belajar TPS merupakan tipe model belajar yang sangat sederhana dan memiliki beragam manfaat. Salah satunya yakni dapat menjadikan siswa untuk dapat bekerja secara mandiri dan melakukan kerjasama.
Mereka juga dapat ikut berpartisipasi secara optimal dan mendapat kesempatan lebih banyak untuk menunjukkan keaktifannya dalam model pembelajaran ala TPS.
Salah satu pengamat pendidikan yakni Yahya (2012), ikut menegaskan bahwa metode pembelajaran TPS dapat meningkatkan semangat dan jiwa pembelajar siswa. Para siswa juga dapat berfikir dan ikut memberikan respon sekaligus dapat saling membantu dan mengkaji segala permasalahan yang disediakan oleh guru.
Sedangkan menurut Huda (2015), metode belajar Think Pair Share merupakan sebuah upaya untuk lebih banyak memberikan waktu bagi siswa untuk dapat berfikir secara individu maupun berpasangan.
Dengan menggunakan metode ini para siswa dapat ikut berpartisipasi dalam memikirkan jawaban atas berbagai permasalahan terkait yang diberikan oleh gurunya. Siswa akan saling membantu untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuan yang mereka miliki masing – masing.
Kemudian para siswa menjabarkan hasil diskusinya mereka di ruang kelas. Sedangkan menurut Trianto (2012) dan Istarani (2012) metode belajar Think Pair Share merupakan salah satu jenis pembelajaran berkategori kooperatif yang dapat dirancang untuk bisa memberikan pengaruh pada pola interaksi siswa. Menurutnya, Think Pair Share merupakan usaha belajar yang bertujuan untuk dapat melatih kerangka berfikir siswa dengan baik.
Sehingga pembelajaran model tersebut dapat memberikan penekanan pada tingkatan daya nalar, kekritisan, kemampuan imajinatif serta kemampuan daya analisis terhadap suatu permasalahan.
Kemudian menurut Ngalimun (2017) model belajar Think Pair Share merupakan model belajar kooperatif dengan sintaks yang teratur dan terencanakan. Contoh penerapannya yakni di awal guru menyajikan sebuah konten materi yang klasikal, kemudian memberikan soal – soal kepada siswa. Setelah itu, siswa diminta untuk mengerjakan soal yang telah disediakan secara berkelompok.
Pada penerapan ini, maka Anda akan mendapati ada beberapa kategori model belajar yakni berpasangan (think-pairs), dilanjut dengan presentasi kelompok (share), setelah itu anda bisa menambahkan berbagai varian kegiatan menarik lainnya.
Tujuan dari Penerapan Model Pembelajaran TPS
Jika Anda menerapkannya sebagai salah satu model belajar di kelas, tentu akan ada beberapa manfaat yang didapatkan. Beberapa di antaranya yakni :
1. Peserta Didik Saling Menghargai Pendapat
Model belajar TPS dapat membantu peserta didik untuk saling menghargai dan menerima pendapat satu sama lain. Salah satu kegiatan yang dapat mengeksplor kemampuan peserta didik untuk saling menyampaikan argumentasi. Di awal, memang akan sangat sulit untuk diterapkan. Sebab perlu disoalisasikan dan menjadi kebiasaan para peserta didik.
2. Berpotensi untuk Mengoptimalkan Pemikiran
Salah satu tujuan lainnya yakni untuk mewujudkan keoptimalan pemikiran peserta didik. Hal ini terjadi lantaran antar peserta didik akan saling berdiskusi untuk mencari kebenaran dari segala persoalan terkait yang telah disediakan. Sehingga hal ini akan menjadikan peserta didik tetap fokus dengan konten yang dipelajari.
3. Memperbanyak Informasi
Kemudian, tujuan lainnya yakni peserta didik dapat memperbanyak informasi. Informasi akan mereka dapatkan manakala terjadi diskusi secara aktif antar partner maupun kelompok sesuai dengan penentuan dari guru maupun secara mandiri.
4. Mengembangkan Kemampuan Bersosialisasi
Tujuan keempat yakni untuk meningkatkan kemampuan interaksi para peserta didik baik dengan guru maupun antar anggota dan partner diskusi.
Hal ini sangat relevan dengan kondisi generasi zaman sekarang yang terkesan bersifat individualis. Padahal, sikap individualis seperti ini merupakan karakter yang tak boleh berkembang menjadi kepribadian permanen para peserta didik. Sebisa mungkin mereka harus dilatih untuk saling berinteraksi satu sama lain.
Prinsip Dasar Penerapan Model Belajar TPS
Selain memahami definisi dan tujuannya, Anda perlu mengetahui beberapa prinsip dari TPS. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Rusman (2011), sebagaimana berikut ini:
1. Prinsip yang Berkaitan dengan Ketergantungan Positif
Pada pembelajaran kooperatif, keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan tugas sebanding dengan usaha yang telah dilakukan. Tentu saja keberhasilannya akan ditentukan oleh hasil dari kinerja masing – masing anggota per kelompok. Sehingga antar anggota akan saling memiliki rasa ketergantungan dengan berbagai tingkatan level.
2. Prinsip yang Berkaitan dengan Tanggung Jawab Perorangan
Kedua, Anda perlu memahami bahwa salah satu prinsip dasar pada penerapan TPS yakni semua usaha yang menjadikan peserta didik dapat berhasil tentu sebanding dan bergantung pada kinerja anggota tiap kelompok.
Sehingga setiap dari mereka sudah menentukan dan memiliki tugas maupun tanggung jawab yang perlu dan mendesak.
3. Prinsip yang Berkaitan dengan Interaksi secara Tatap Muka
Prinsip dasar yang ketiga yakni berkaitan dengan interaksi. Tentu saja, agar model ini dapat terlaksana secara sempurna, sudah seharusnya para peserta didik datang di kelas dan menyampaikan argumentasinya dengan kepercayaan diri yang penuh.
Jika tidak tatap muka, akan sangat sulit rasanya baik bagi guru maupun peserta didik. Namun, seberapa pun kendalanya, Anda tidak boleh pantang menyerah. Anda bisa memanfaatkan beragam fitur aplikasi online untuk menyempurnakan pembelajaran TPS.
Nah, demikian ulasan mengenai model pembelajaran TPS dan beberapa definisi dari beberapa pengamat maupun penelitian pendidikan. Semoga ulasan ini dapat membantu para pendidik agar tidak kehabisan inovasi dalam mendidik putra bangsa.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
![](https://sp-ao.shortpixel.ai/client/to_webp,q_glossy,ret_img,w_1024,h_265/https://naikpangkat.com/wp-content/uploads/2021/09/WhatsApp-Image-2021-08-20-at-19.02.00-1024x265.jpeg)
(shd/shd)
Artikel Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) pertama kali tampil pada WartaGuru.ID.
Semoga artikel informasi di atas mengenai Model Pembelajaran TPS (Think, Pair, Share) bermanfaat dan menambah pengetahuan serta ilmu kita semua.
EmoticonEmoticon