Materi Esensial dalam Kurikulum Merdeka

Hallo, Salam kembali kita berjumpa. Informasi terbaru dari Admin nih tentang Materi Esensial dalam Kurikulum Merdeka. Yang dikutip dari naikpangkat.com.

Materi Esensial dalam Kurikulum Merdeka – Salah satu karakteristik dari Kurikulum Merdeka adalah fokus terhadap materi esensial seperti literasi dan numerasi. Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.

Ini juga berhubungan dengan capaian pembelajaran siswa. Konsekuensi pembelajaran Kurikulum Merdeka berorientasi pada kompetensi sehingga perlu adanya pengurangan materi pelajaran atau pokok bahasa.

Dengan adanya pengurangan konten, maka guru tidak mengajar dengan terburu-buru untuk mencapai target yang begitu banyak serta dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Jika Guru menyampaikan pembelajaran secara terburu-buru, siswa tidak punya waktu yang cukup untuk memahami konsep dengan mendalam. Padahal, hal tersebut penting untuk menguatkan fondasi kompetensi siswa.

Dengan kata lain, materi pembelajaran yang begitu padat mampu membuat siswa kehilangan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi pengetahuannya dan mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih baik.

Fokus materi esensial dalam kurikulum merdeka bisa terwujud karena dipicu oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang mendalam (diskusi, kerja kelompok, pembelajaran berbasis problem dan projek, dll) butuh waktu.

Kita pahami bersama bahwa setiap siswa memiliki karakteristik masing – masing serta memiliki kecepata kognitif yang berbeda- beda. Sehingga memerlukan waktu dalam memahami satu materi yang diberikan oleh guru, tidak bisa dengan secepat kilat.

Dimana siswa perlu waktu yang longgar untuk mampu memahami materi, mengembangkan kompetensinya, bukan kesannya seperti dikejar oleh waktu padahal siswa masih memiliki kebingungan dalam menerima materi.

2. Materi yang terlalu padat akan mendorong guru untuk menggunakan ceramah satu arah atau metode lain yang efisien dalam mengejar ketuntasan penyampaian materi.

Hal ini terjadi di kurikulum 2013 yang dinilai terlalu padat materi, padahal waktu siswa untuk memahami juga terbilang sedikit. Sehingga siswa bisa kewalahan dan guru hanya akan sibuk menyampaikan materi tanpa penjelasan yang efektif.

Dengan ini guru didorong untuk terus mengembangkan metode serta model pembelajarannya dalam menyampaikan materi kepada siswa, agar lebh efektif secara waktu dan materi materi yang disampaikan juga mudah diterima oleh siswa.

3. Kurikulum prototipe berfokus pada materi esensial di tiap mata pelajaran, untuk memberi ruang/waktu bagi pengembangan kompetensi.

Terutama kompetensi mendasar, seperti literasi dan numerasi secara lebih mendalam.

Nah, perwujudan kurikulum berfokus pada materi esensial diharapkan bisa memperbaiki kekuarangan pada kurikulum sebelumnya dengan pelonggaran materi pelajaran dan pemberian waktu lebih fleksibel.

Dimana dengan pemilihan materi esensial dalam kurikulum merdeka harapannya guru dan siswa memiliki waktu yang lebih untuk bisa mendalami materi yang diajarkan. Dan lebih secara utuh mengetahui tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta dapat mencapai tujuan tersebut secara maksimal.

Halaman selanjutnya

4. Membangan karakter siswa…



Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.


EmoticonEmoticon