Cara Melihat Tingkat Keberhasilan Peserta Didik

Hallo, Salam kembali kita berjumpa. Informasi terbaru dari Admin nih tentang Cara Melihat Tingkat Keberhasilan Peserta Didik. Yang dikutip dari naikpangkat.com.

Sikap dan perilaku anak-anak didik bisa di jadikan tolak ukur keberhasilan seorang guru dalam mendidik murid-muridnya. Ketika anak didik mau di ajak bekerjasama dalam proses belajar mengajar, seorang guru juga akan merasa telah berhasil. Kerjasama di sini bisa di artikan jika bisa bersama-sama melaksanakan tugas pada sebuah proses pembelajaran demi wujudnya keberhasilan pendidikan.

Akan tetapi, ada kalanya sikap dan perilaku anak didik dapat menyebabkan seorang guru ingin segera menyelesaikan sesi pembelajarannya tersebut karena tidak tahan. Meskipun sebenarnya, sikap dan tingkah laku anak didik yang tidak mau bekerjasama itu adalah merupakan dampak permasalahan dalam proses perkembangannya. Banyak anak yang bahkan harus kehilangan masa kanak-kanaknya karena orang tua yang sibuk. Di sisi lain, ada anak yang di besarkan oleh pengasuh (nanny). Anak-anak itu di haruskan mandiri sebelum waktunya, akibatnya mereka mengalami stress atau bahkan depresi.

Yuk ikut pelatihan bersertifikat 32JP dengan judul “Penguatan Keterampilan 4C Dalam Pembelajaran Abad 21”. Daftar Sekarang di link berikut http://online.e-guru.id/aff/40180/2110/checkout dan dapatkan bonus pelatihan lainnya.

Mengetahui Tingkat Keberhasilan Peserta Didik

Sebagai seorang pendidik di sekolah, guru di tuntut untuk berperan sekaligus sebagai orang tua. Seorang guru harus memahami bahwa di manapun anak-anak berada, baik di sekolah maupun di rumah, tidak ada bedanya. Berikut ini adalah tujuh opsi yang sangat efektif untuk di terapkan di rumah maupun di sekolah.

  1. Memberikan penjelasan apabila ada masalah atau kejadian insidentil di dalam kelas. Misalnya, seusai pelajaran melukis, ada cat air yang tumpah di lantai. Sebaiknya seorang guru berkata, ”lihat, ada tumpahan cat air di lantai”. Atau ketika guru mendapatkan kertas ujian tanpa nama, sebaiknya seorang guru berkata, ”kenapa saya mendapatkan kertas yang tidak ada namanya?”. Atau apabila anak-anak asik ngobrol di dalam kelas. Seorang guru boleh keluar sebentar, kemudian kembali dan mengatakan bahwa suara mereka sangat jelas terdengar sampai halal atau ruangan lain.
  2. Guru sebaiknya berperan menjadi seorang informan. Misalnya, suatu hari guru menemukan ada meja yang di coret atau anak-anak mencoret meja. Sebaiknya guru menjelaskan bahwa meja bukan tempat untuk menuliskan sesuatu, tetapi secarik kertas.
  3. Memberikan pilihan atau opsi. Misalnya, seorang anak selesai membuat bentuk bangunan dengan balok atau lego, namun dia tidak mau memberikannya. Katakan, “bagus sekali istana yang kamu buat! Pasti kamu akan membuat istana lagi besok. Kalau memang begitu, kamu boleh menyimpan balok-balok itu di dalam rak yang sudah di sediakan atau ke dalam kotak itu”.
  4. Memberi perintah dengan satu kata. Misalnya, seorang anak tidak menulis sebuah kalimat dengan huruf besar. Katakan, “Huruf besar!” Atau setelah seorang anak membuka pintu tetapi tidak menutupnya kembali, “ Pintu!”.
  5. Berkomunikasi dengan bahasa tubuh. Misalnya di dalam kelas sangat gaduh, seorang guru cukup menempelkan jari telunjuknya ke mulut.
  6. Mengungkapkan perasaan anda. Misalnya anda sedang menerangkan suatu pelajaran di depan kelas, sementara anak-anak sibuk ngobrol sendiri. Cukup katakan, “ Saya merasa sedih kalau tidak ada yang mau mendengarkan saya”.
  7. Menyampaikan perintah melalui sebuah tulisan. Misalnya guru menyediakan kotak di mana tugas-tugas di kumpulkan. Berilah tulisan pada kotak tersebut yang berisikan pesan “ Akan lebih baik jika mencantumkan nama dan tanggal”.

Halaman Selanjutnya

Metode baru dalam menyampaikan materi



Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.


EmoticonEmoticon