Menjelang pembukaan pendaftaran Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2023, PMM memasuki tahap sosialisasi untuk perguruan tinggi penerima. Sebanyak 15.000 mahasiswa pertukaran nantinya bisa mendapat pengakuan Satuan Kredit Semester (SKS) hingga 20 SKS.
Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan program pertukaran mahasiswa dalam negeri selama satu semester dari satu klaster pulau ke klaster pulau lainnya. Peserta yang bisa mengikuti program adalah mahasiswa semester 3, 5, dan 7.
Selama 2022, sebanyak 12.323 mahasiswa dari 34 provinsi belajar di 138 perguruan tinggi penerima dari 29 provinsi. Total ada 613 dosen Modul Nusantara dari 1.405 calon yang mengajar di PMM 2 ini.
Didalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2023, pertukaran dapat dilakukan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri ke perguruan tinggi swasta dan sebaliknya.
Pertukaran juga bisa dilakukan mahasiswa sesama perguruan tinggi akademik dan sesama perguruan tinggi vokasi.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, akan belajar apa saja?
Mahasiswa PMM 2023 akan mempelajari mata kuliah yang diminati, Modul Nusantara, dan aktivitas terkait pengalaman kebhinekaan dengan pengakuan 20 SKS, seperti dikutip dari lama PMM.
Kegiatan Modul Nusantara sendiri meliputi:
- Aktivitas eksplorasi keragaman budaya, agama, sejarah di kawasan perguruan tinggi (Kebhinekaan)
- Menggali inspiratif dari figur-figur inspiratif daerah (Inspirasi)
- Melakukan refreksi bersama melalui diskusi, gelar wicara, dokumentasi, dan tulisan (Refleksi)
- Menginisiasi kegiatan sosial bagi masyarakat (Kontribusi Sosial).
Dengan penggunaan modul tersebut, harapannya akan timbul perluasan kompetensi, wawasan kebangsaan, cinta tanah air, serta memiliki pemahaman tentang kebhinekaan dan toleransi.
Untuk lebih lanjut, bisa menumbuhkan pemahaman yang luas tentang keragaman budaya, adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan berbagai potensi kekayaan sumber daya, potensi lain bangsa dan negara Indonesia.
“Persahabatan, persaudaraan dengan teman-teman dari lintas provinsi, lintas suku, lintas agama, lintas budaya, ini tentu sangat berguna bagi merajut kebhinekatunggalikaan kita, memperkokok semangat kita untuk kesadaran, dan semangat kita untuk membangun bangsa secara satu dan bersama-sama bergotong royong,”kata Plt. Dirgen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Prof Nizam saat sosialisasi untuk perguruan tinggi, dikutip Minggu (11/11/2022).
Harapan Nizam, kampus penerima dapat menawarkan mata kuliah pilihan yang lebih beragam.
Kampus penerima sendiri mendapat manfaat bantuan mencapai Indikator Kerja Utama (IKU) 2, bantuan biaya pengelolaan PMM 2023, dan pengalaman tata kelola program pertukaran mahasiswa.
“(Mata Kuliah) tidak harus linear karena justru Kampus Merdeka ini memberikan ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk melengkapi kompetensinya. Tidak ada yang namanya tidak nyambung, tidak bermanfaat. Saya yakin semuanya akan bermanfaat,”tutur Nizam.
“Kalau menu pilihan mata kuliah yang bisa diambil oleh mahasiswa itu semakin banyak, maka tentu kecocokan antara apa yang diharapkan oleh mahasiswa peserta PMM dan karier masa depannya akan lebih baik lagi,”tuturnya.
Pecah Rekor! Pendaftaran Program Kampus Mengajar Angkatan 5 mencapai 43 Ribu Pendaftar
Kampus Mengajar angkatan 5 mencetak pendaftar tertinggi dengan 43.121 mahasiswa. Angka ini merupakan rekor tertinggi selama pelaksanaan program Kampus Mengajar sejak diluncurkan pada 2020 lalu.
Animo yang tinggi tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan program Kampus Mengajar pada angkatan-angkatan sebelumnya. Tercatat, keberhasilan Kampus Mengajar angkatan 1 sampai 4 dirasakan oleh para peserta terutama di angkatan 3.
Mahasiswa Puas dengan Program Kampus Mengajar
Sri Gunani Partiwi, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek menjelaskan bahwa berdasarkan evaluasi dampak yang dilaksanakan pada angkatan ketiga, dari 12.000 lebih mahasiswa peserta yang mengisi survei kepuasan.
Hasil dari survey, terdapat 84 persen mahasiswa yang menyatakan bahwa keikutsertaan di Kampus Mengajar mampu mengasah kemampuan berpikir analitis, khususnya pada aspek pengambilan keputusan.
“Terjadi aspek komunikasi dan kolaborasi juga mengalami peningkatan, di mana 90 persen mahasiswa peserta Kampus Mengajar angkatan 3 merasakan peningkatan kemampuan dalam berkolaborasi, berkomunikasi, dan bekerja sama dalam tim,”jelasnya lebih lanjut.
Selain itu, mayoritas peserta juga menyatakan kepuasan dari program ini. Pada Kampus Mengajar tahun 2021, tercatat dari 30.000 peserta yang tergabung, 94,3 persen di antaranya menyatakan bahwa program Kampus Mengajar patut untuk direkomendasikan kepada orang lain.
e-Guru.id menyediakan program membership dengan satu kali membayar gratis pelatihan bersertifikat 32 JP setiap bulannya. Mari bergabung dengan 9000++ di seluruh wilayah Indonesia. Tunggu apalagi DAFTAR SEKARANG
Ingin pelatihan bersertifikat 32 JP? KLIK LINK INI
Ingin dibantu mendaftar member e-Guru.id ? Hubungi wa.me/6285869433931 (Admin Ayu)
(eva/law)
Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.
EmoticonEmoticon