14 Langkah Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Multiple intelligence di Kurikulum 2022

Hallo, Salam kembali kita berjumpa. Informasi terbaru dari Admin nih tentang 14 Langkah Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Multiple intelligence di Kurikulum 2022. Yang dikutip dari naikpangkat.com.

Pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu agenda yang akan diterapkan di kurikulum 2022 nantinya. Bertujuan agar pembelajaran dapat memenuhi kebutuhan masing-masing siswa sesuai kemampuan dan kesiapan belajarnya. Namun, belum banyak yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran. Salah satunya, karena belum mengetahui bagaimana cara atau langkah-langkah penerapannya.

Nah, kali ini akan membahas mengenai strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dikembangkan oleh Arends dan Kilcher. Hal ini dikutip dari AL-BIDAYAH, Jurnal Pendidikan Dasar Islam (2015) oleh Istiningsih & Ana Fitrotun Nisa yang berjudul Implementasi Multiple Intelligences Dalam Pendidikan Dasar.  Berikut ini terdapat 14 langkah pembelajaran berdiferensiasi.

Menurut Arends dan Kilcher ada beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran berdiferensiasi ini.

1. Guru dapat mengembangkan profil anak didik.

Pada kelas rendah, profil anak didik disiapkan oleh guru, sedangkan pada kelas tinggi, profil anak didik dibuat secara kolaborasi oleh guru dan anak didik. Wawancara, observasi, ceklist, dan survey adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan infonnasiinformasi profil anak didi .

2. Memberikan materi dengan format bervariasi dan dengan tingkat kesulitan yang berbeda.

Poin awal yang tak kalah pentingnya dalam menciptakan kelas berdiferensiasi adalah mengurnpulkan materi-materi dengan tingkat kesulitan yang berbeda pada suatu topik tertentu berdasarkan kurikulum. Guru dapat bekerja dalam tim demi efesiensi waktu. Setidaknya ada 4 tingkat materi yang harus tersedia bagi satu topik yang akan diberikan.

3. Melihat proses kognitif yang berbeda

Domain kognitif yang dimaksud dibagi ke dalam enam tingkatan berpikir yang tersusun dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, yakni: mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Dimensi pemrosesan kognitif mencakup kategori-kategori berikut: mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan. Proses kognitif ini pun tersusun dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks.

4. Memberikan pilihan dalam kegiatan belajar dan penilaian.

Memberikan pilihan dalam kegiatan belajar dan penilaian anak didik membuat anak didik dapat belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya. Peluang pilihan meliputi: pilihan bacaan, topik penelitian, pilihan PR, kegiatan kelas, strategi menulis, metode penelitian, format membuat laporan, dan strategi penilaian. Adapun penilaiannya dapat dikembangakan berdasarkan pilihan kegiatan belajar tersebut.

5. Melakukan pengelompokkan yang fleksibel dan penyusunan kelompok kecil.

Anak didik membutuhkan kesempatan untuk bekerja sendiri, dengan pasangan, dalam kelompok kecil, maupun dalam kelas secara keseluruhan. Kelompok-kelompok fleksibel dapat disusun scara acak menggunakan beberapa kriteria atau dapat disusun dengan tujuan tertentu berdasarkan bakat, minat, dan kesiapan masing-masing.

6. Menggunakan kontrak belajar.

Kontrak belajar adalah perjanjian tertulis antara guru dengan seorang anak didik yang dapat memandu tugas-tugas independen. Kontrak ini memuat tujuan harian dan mingguan, aktivitas, waktu, sumber, dan produk yang dihasilkan. lsi, strategi belajar, dan produk dibuat bervariasi sesuai minat dan kemampuan anak didik. Pertemuan (mingguan atau dua mingguan) dilakukan untuk memberikan umpan balik dan untuk mendiskusikan kemajuan anak didik.

7. Melakukan pemadatan kurikulum.

Pemadatan kurikulum diperuntukkan bagi anak didik yang memiliki kemampuan belajar lebih cepat (advanced student). Setelah mereka menyelesaikan capaian target kurikulum, guru memperkaya mereka dengan berbagai hal baru yang lebih menantang, misalnya materi atau keterampilan baru.

8. Mengadakan tutor sebaya dan menggunakan mentor dan ahli.

Tutor sebaya dapat digunakan untuk membantu anak didik yang masih sulit dalam memahami sebuah konsep dasar atau sepasang anak didik dapat bekerja sama dalam menyiapkan sebuah tes atau dapat saling memberikan umpan balik dalam sebuah tugas. Mentor, secara umum, berarti anak didik atau seseorang yang lebih tua/dewasa yang memberikan pelatihan dan bimbingan terhadap anak didik yang lebih muda atau anak didik yang belum berpengalaman. Ahli adalah mereka yang menguasai materi dan berpengalaman dalam hal tertentu. Para anak didik yang berada pada levellanjut dapat berinteraksi dengan mereka melalui seminar, pelatihan, dan lain sebagainya.

Memperhatikan kecerdasan jamak.

Setiap anak didik cerdas, sekalipun dalam hal yang berbeda-beda, dan mereka memiliki kecerdasan jamak. Melihat kecerdasan yang berbeda-beda ini merupakan strategi lain yang dapat mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Gardner (dalam Arends dan Kilcher) menyebutkan bahwa setidaknya ada delapan tipe/jenis kecerdasan: logis-matematis, linguistik, musikal, spasial, kinestetis, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.  Setiap orang memiliki semua jenis kecerdasan ini, hanya saja ada beberapa kecerdasan yang lebih berkembang daripada yang lainnya. Namun, semua kecerdasan sesungguhnya bisa dikembangkan secara penuh. Satu cara untuk memulai ide yang berangkat dari teori kecerdasan jamak ini adalah mendesain kegiatan-kegiatan belajar beserta penilaiannya yang fokus pada kecerdasan-kecerdasan yang berbeda tadi dan membiarkan anak didik memilih kegiatan belajar dan penilaiannya itu berdasarkan kekuatan yang mereka miliki masing-masing.

10. Mempertimbangkan gaya belajar dan pilihan anak didik.

Seperti apa kita mendesain pembelajaran yang didasarkan pada perbedaan kecerdasan, seperti itu pula kita dapat mendesain pembelajaran yang didasarkan pada gaya belajar dan pilihan anak didik, misalnya, guru dapat membuat beberapa pelajaran yang disesuaikan dengan anak-anak dengan gaya belajar verbal dan auditori dan beberapa yang lain disesuaikan untuk membantu anak-anak dengan gaya belajar visual.

11. Mengeksplorasi ‘cubing’.

“Cubing” adalah sebuah strategi yang dikembangkan oleh Cowan dan Cowan untuk mengekspos anak didik dengan perspektif dan cara berpikir yang berbeda terhadap sebuah topik. Dalam strategi ini, enam sisi kubus menguraikan latihan, tugas danjenis pertanyaan yang berbeda-beda. Tiap sisi kubus mewakili tampilan enam tugas kognitif yang dikemukakan oleh Bloom. Jadi, tiap sisi memberi tantangan bagi anak didik untuk mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan menghasilkan.

12. Mengatur kelas yang berpusat pada belajar dan yang berpusat pada minat.

Mengatur pusat belajar dan pusat minat adalah cara lain untuk memberikan jalur belajar yang berbeda.

13. Menggunakan strategi cooperative learning dan problems-based learning.

Strategi cooperative learning Qigsaw, investigasi kelompok dapat digunakan untuk memberikan kesempatan belajar yang berdiferensiasi bagi anak didik. Problem Based Learning (berpasangan, kelompok kecil) juga dapat digunakan untuk hal ini.

14. Merancang tugas-tugas berjenjang.

Tugas berjenjang terdiri atas serangkaian tugas atau kegiatan belajar yang dibuat dalam tingkat kesukaran yang bervariasi, namun memiliki pertanyaan atau standar yang sama

Silakan Bapak dan Ibu Guru dapat Ikuti diklat online 64JP “Desain Pembelajaran Kurikulum Paradigma Baru 2022″ ”. Klik LINK INI untuk mendaftar jadi member.

Artikel 14 Langkah Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Multiple intelligence di Kurikulum 2022 pertama kali tampil pada NaikPangkat.com.



Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.


EmoticonEmoticon