Model pembelajaran merupakan sebuah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dalam membantu proses belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk mendukung kurikulum prototipe adalah pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran. Model pembelajaran project based learning merupakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek yang mana peserta didik dapat bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata
Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning
Model pembelajaran Project Based Learning dikembangkan berdasarkan tingkat perkembangan berfikir peserta didik dengan berpusat pada aktivitas belajar peserta didik sehingga dalam model pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk beraktivitas sesuai dengan keterampilan, kenyamanan, dan minat belajarnya.
Model ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menentukan sendiri proyek yang akan dikerjakannya baik dalam hal merumuskan pertanyaan yang akan dijawab, memilih topik yang akan diteliti maupun menentukan kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
Sehingga dalam model pembelajaran ini guru dapat berperan sebagai fasilitator, menyediakan bahan dan pengalaman bekerja, mendorong peserta didik untuk berdiskusi dan memecahkan masalah serta guru dapat memastikan peserta didik untuk tetap bersemangat selama mereka melaksanakan proyek.
Model pembelajaran Project Based Learning mempunyai beberapa karakteristik yakni:
- Mengembangkan pertanyaan atau masalah, yang berarti pembelajaran harus mengembangkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
- Memiliki hubungan dengan dunia nyata, berarti bahwa pembelajaran yang outentik dan siswa dihadapkan dengan masalah yang ada pada dunia nyata.
- Menekankan pada tanggung jawab siswa, merupakan proses siswa untuk mengakses informasi untuk menemukan solusi yang sedang dihadapi.
- Penilaian, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil proyek yang dikerjakan siswa.
- Model pembelajaran ini merupakan pusat dari strategi pembelajaran, karena siswa mempelajari konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Pekerjaan proyek merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di kelas.
- Pertanyaan Penuntun. Pekerjaan proyek yang dilakukan oleh siswa bersumber pada pertanyaan atau persoalan yang menuntun siswa untuk menemukan konsep mengenai bidang tertentu. Dalam hal ini aktivitas bekerja menjadi motivasi eksternal yang dapat membangkitkan motivasi internal pada diri siswa untuk membangun kemandirian dalam menyelesaikan tugas.
- Investigasi Konstruktif. Pembelajaran berbasis proyek terjadi proses investigasi yang dilakukan oleh siswa untuk merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek. Oleh karena itu guru harus dapat merancang strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses pencarian dan atau pendalaman konsep pengetahuan dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek yang dihadapi.
- Otonomi. Pembelajaran berbasis proyek, siswa diberi kebebasan atau otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator untuk mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.
- Realistis. Proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan pekerjaan nyata yang sesuai dengan kenyataan di lapangan kerja atau di masyarakat. Proyek yang dikerjakan bukan dalam bentuk simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan atau permasalahan yang benar-benar nyata.
Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Project Based Learning
1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
Pembelajaran akan dimulai dengan pertanyaan esensial yakni pertanyaan yang dapat memberi penugasan untuk peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan peserta didik untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat terbuka (divergen), provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan terkait dengan kehidupan siswa. Topik yang diangkat dalam pembelajaran ini harus relevan untuk para peserta didik.
2. Menyusun perencanaan proyek (design project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun jadwal (create schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif dapat menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek, menentukan waktu akhir penyelesaian proyek, membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu sehingga Jadwal yang telah disepakati harus disetujui bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan peserta didik selama menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Sehingga guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas belajar peserta didik. Untuk mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.
5. Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL
Kelebihan penggunaan model pembelajaran project based learning yakni:
- Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya.
- Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin.
- Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.
- Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara baru.
- Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.
Selain kelebihan dan kekurangan penggunaan model pembelajaran project based learning yakni memerlukan banyak waktu dan biaya, memerlukan banyak media dan sumber belajar, memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang, ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.
Untuk penjelasan lengkap mengenai model pembelajaran yang mendukung kurikulum prototipe silahkan unduh materinya pada link berikut INI
Untuk meningkatkan kompetensi agar dapat memahami dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran pada kurikulum 2022 bapak/ibu guru dapat mengiuti workshop 35JP “ Model Pembelajaran SUPER Berbasis Ponsel Untuk Mendukung Kurikulum Prototipe”
Untuk pendaftaran silahkan isi formulir DISINI. Untuk informasi lebih lanjut hubungi Haris: 085604077532.
Penulis : Erlin Yuliana
Artikel Download Materi Seminar “Model-model Pembelajaran yang Mendukung Kurikulum Prototipe” pertama kali tampil pada NaikPangkat.com.
Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.
EmoticonEmoticon