AKM – Sepanjang abad 20 ini, begitu banyak program pemerintah yang senantiasa berusaha untuk memaksimalkan potensi peserta didik khususnya di bidang literasi dan numerasi.
Hal ini mengingat persentase peserta didik pada penilaian TIMSS dan PISA masih di bawah standar minimal sehingga mengharuskan beberapa program harus diselenggarakan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai sesuai target yang diinginkan.
Salah satu program yang menjadi unggulan pemerintah yakni program Asesmen Kompetensi Minimum alias AKM.
Apa Itu AKM?
Melansir dari beberapa para pengamat pendidikan, AKM merupakan Asesmen Kompetensi Minimum yang merupakan mekanisme pengukuran pada capaian hasil pembelajaran berdasar kriteria pembelajaran yang ada. Sehingga program ini bertujuan untuk menjadi tolok ukur untuk menentukan kebutuhan pembelajaran para peserta didik.
AKM sendiri memiliki keistimewaan tersendiri. Asesmen ini digunakan untuk mengukur aspek kompetensi peserta didik berdasar kemampuan untuk meningkatkan perkembangan kualitas peserta didik sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif pada masyarakat luas.
Dengan kata lain, Asesmen Kompetensi Minimum merupakan model penilaian untuk menjadi tolok ukur kemampuan peserta didik khususnya pada ranah literasi dan numerasi. Kedua aspek tersebut tentu sangat dibutuhkan peserta didik dalam keseluruhan mata pelajaran.
Ranah Literasi dan Numerasi akan menjadi aspek kompetensi yang akan diukur pada AKM. Nantinya penilaian ini akan diselenggarakan pada jenjang SD sampai SMA sederajat.
Mengenal Literasi dan Numerasi
Program yang berkaitan dengan literasi dan numerasi merupakan program agar peserta didik dapat lebih dini meningkatkan literasi baik tulis maupun membaca serta numerasi.
Cakupan numerasi merupakan kemampuan peserta didik dalam percobaan untuk mengaplikasikan ragam konsep bilangan serta keterampilan pada operasi hitung di kehidupan sehari – hari. Sementara cakupan literasi bukan sekedar kemampuan peserta didik untuk membaca saja, namun juga bagaimana kuatnya seorang peserta didik menalar dan memahami konsep dari bacaan yang dipahami.
Sedangkan numerasi keberadaannya berbeda dengan konsep pengetahuan matematika karena juga dapat melibatkan kemampuan keterampilan peserta didik di berbagai situasi kehidupan.
Keterampilan berliterasi sendiri terbagi menjadi enam kemampuan dasar yakni kemampuan baca tulis, literasi pada aspek sains, literasi pada aspek digital, literasi bernumerasi, literasi pada aspek finansial, literasi kebudayaan serta kewarganegaraan.
Kemampuan literasi ternyata dibutuhkan dalam kehidupan peserta didik. Misal saat mereka sedang membuka usaha, memasak, berbelanja, membuat kue, membangun gedung dan lainnya.
Mekanisme Pelaksanaan AKM
Pada penerapannya, AKM akan dilaksanakan pada para peserta didik yang berada di jenjang SD dan SMP. Tujuannya yakni agar lembaga dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka sehingga terwujud perbaikan mutu pada mata pelajaran.
Pada dasarnya Asesmen Kompetensi Minimum akan melakukan pengukuran kompetensi peserta didik secara mendalam bukan sekedar melihat penguasaan konten. Sehingga nantinya AKM sendiri akan berupaya untuk lebih memberikan model soal yang berkarakter HOTS (High Order Thinking Skill). Soal HOTS merupakan soal yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh peserta didik dapat menalar jawaban dari soal yang telah disediakan.
Dalam beberapa tahun terakhir, AKM sendiri sudah diwujudkan menjadi asesmen nasioal yang menggantikan Ujian Nasional sebagaimana yang sudah terlaksana. Asesmen Nasional sendiri terdiri dari beberapa komponen di mana terdiri dari survey karakter, asesmen kompetensi minimum maupun survey lingkungan belajar.
Hanya saja, untuk AKM sendiri bukan sekedar sebagai pengganti ujian nasional namun juga merupakan penilaian yang ditujukan agar peserta didik mendapatkan wawasan baru.
Letak perbedaan UN dan AKM terlihat jelas pada aspek kompetensi yang diukur yakni pada ranah literasi dan numerasi. Sedangkan UN merupakan tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai pembelajaran.
Jenis Soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Semua asesmen memiliki beberapa jenis model tertentu. Di antaranya yakni jenis pilihan ganda, uraian, pilihan ganda kompleks, soal menjodohkan, soal isian singkat, dan soal uraian.
1. Pilihan Ganda
Soal jenis pilihan ganda biasanya merupakan salah satu jenis yang paling digemari peserta didik. Sebab mereka akan mendapat beberapa clue jawaban sehingga dapat mengupayakan terkait potensi jawaban yang ada.
Agar tetap dapat menjadi alat untuk mengukur, maka soal pilihan ganda tersebut harus tetap memiliki unsur HOTS.
Anda bisa menemukan beberapa soal tersebut secara resmi di website Kemendikbud agar mengetahui contoh soalnya.
2. Soal Uraian
Kemudian ada soal yang berjenis uraian. Soal ini merupakan jenis soal yang agak membutuhkan kejelian dan nalar siswa. Semakin banyak yang dipahami oleh siswa tersebut, tentu akan semakin mudah untuk menjawab soal uraian. Sebab biasanya siswa akan bingung dalam menentukan jawaban karena tidak ada clue.
3. Pilihan Ganda Kompleks
Kalau sebelumnya ada opsi pilihan ganda, maka jenis lainnya ada pilihan ganda kompleks. Kendati peserta didik dimudahkan dengan adanya beberapa clue jawaban, namun karena kompleksitasnya maka hal ini akan membuat bingung peserta didik.
4. Soal Menjodohkan
Kemudian jenis soal menjodohkan. Jenis ini mengharuskan para peserta didik untuk bisa menalar jawaban kemudian mencocokkan apa jawaban tersebut sudah sesuai dengan jawaban yang dinalar.
5. Soal Isian Singkat
Nah, jenis soal lainnya yakni isian singkat. Untungnya soal yang menggunakan jenis ini biasanya tidak terlalu sulit. Para peserta didik hanya diminta untuk mengisi jawaban pada kalimat rumpang.
Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi dan Numerasi Peserta didik
Menjadikan peserta didik akrab dengan pelatihan meningkatkan kemampuan Literasi dan Numerasi, tentu tidak mudah.
Apalagi di tengah era disrupsi seperti sekarang, fokus peserta didik akan sangat mudah teralihkan dengan hal – hal yang tak seharusnya mereka baca dan terapkan dalam kehidupan.
Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh para pendidik:
1. Melatih Peserta didik untuk Menganalisis Informasi
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh para pendidik yakni mengajak para peserta didik untuk berlatih menganalisis informasi pada suatu materi pembelajaran.
Adanya program AKM hari ini, tentu banyak memberikan perubahan pada buku pembelajaran siswa. Salah satunya buku teks pelajaran yang lebih banyak memuat soal cerita.
Nah, guru bisa mencoba para peserta didik untuk menganalisis informasi yang ada pada materi tersebut. Tanamkan juga dalam diri siswa bahwa salah dalam menganalisis merupakan hal biasa. Tujuannya supaya siswa tak mudah berputus asa dalam melakukan analisis.
2. Mengarahkan Siswa untuk Menghubungkan Materi dengan Kehidupan Nyata
Kemudian, guru juga dapat mengarahkan siswa untuk dapat menghubungkan keseluruhan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata.
Misalnya materi pembelajaran matematika terkait diskon. Nah, siswa bisa belajar bagaimana cara perhitungannya. Salah pun tidak apa, sebab yang namanya proses meningkatkan kemampuan bukanlah hal yang instan.
Demikianlah ulasan mengenai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh para pendidik untuk menyadarkan peserta didik akan urgensitas berliterasi dan numerasi. Semoga kedepannya, peserta didik Indonesia dapat lebih menonjol secara kemampuan dan mempunyai kepribadian yang luhur.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)
Artikel Memahami AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) pertama kali tampil pada WartaGuru.ID.
Semoga artikel informasi di atas mengenai Memahami AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) bermanfaat dan menambah pengetahuan serta ilmu kita semua.
EmoticonEmoticon