Oleh Faqih, S.Pd
Guru di SMP Negeri 1 Dukuhseti, Pati
Penting bagi seorang guru membangun student agency. Sehingga para siswa merasa memiliki kesempatan untuk bersuara atau berpendapat dengan idenya sendiri, memilih pilihan yang terbaik untuk dirinya sendiri, dan mengaplikasikan kemampuan untuk menjalankan tugasnya secara mandiri. Di sisi lain juga akan menumbuhkan rasa senang untuk belajar sesuai dengan pilihannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dapat membuat sebuah program membuat sebuah video pembelajaran, seperti yang penulis lakukan yaitu membuat Program Tutor Teman Sebaya melalui sebuah video pembelajaran sekaligus untuk mengisi jeda waktu antara Penilaian Akhir Tahun (PAT) dengan waktu pengumpulan rapor. Manfaatnya, akan dapat meningkatkan keterampilan murid.
Dalam praktiknya, siswa diarahkan untuk membuat video pembelajaran dengan mengambil setiap satu soal dari soal PAT yang meliputi empat mata pelajaran yaitu mapel Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Siswa diberikan kebebasan memilih soal yang paling dikuasai. Kemudian mereka membahasnya secara mandiri melalui video tersebut.
Siswa diberikan kebebasan memilih teman dalam menyelesaikan pembuatan video hingga mengunggahnya di Youtube mereka masing-masing. Dengan cara seperti ini student agency telah terbukti dapat terwujud.
Beruntungnya, di SMP Negeri 1 Dukuhseti sebagai tempat pelaksanaan program ini memiliki sumber daya yang memadai. Aset-aset yang dimiliki termasuk fasilitas internet yang memadai, guru-guru muda yang kompeten, hampir semua murid memiliki perangkat ponsel pintar, dan terdapat komunitas SPENSADU TV.
Setelah dilakukan Program Tutor Teman Sebaya, anak-anak banyak yang mengirimkan video-video pembelajaran ke Komunitas SPENSADU TV. Ini menjadi indikasi yang bagus dalam upaya mengasah keterampilan siswa di era digital. Dapat dikatakan bahwa program tersebut sangat berdampak pada murid. Di sisi lain, jeda antara PAT dan waktu pembagian rapor dapat digunakan untuk hal-hal yang positif yaitu meningkatkan keterampilan murid sesuai dengan zamannya.
Fakta yang saya peroleh selama ini, yaitu setelah PAT, kegiatan yang umum dilakukan adalah remedial. Kemudian ada tugas pengumpulkan kliping soal-soal PAT yang diberikan oleh guru. Berdasarkan observasi yang saya lakukan hasilnya kurang maksimal. Lalu dengan program seperti ini, para siswa terlihat senang dan hasilnya pun cukup memuaskan. Apalagi kemampuan digitalisasi pembelajaran saat ini merupakan hal yang sangat penting.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah menuntun pada pencapaian tujuan pembelajaran yaitu kebahagiaan hidup, well being, pada level tertinggi. Ia mengingatkan kepada para pendidik untuk tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang positif.
Sejatinya, dasar pendidikan anak sangat berkaitan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Oleh sebab itu, sekarang di era digital ini, kita sebagai pendidik harus jeli dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk kegiatan positif yang mendukung pembelajaran berpusat pada murid.
Di dalam mewujudkan student agency ini memang tidak mudah. Harus terjalin kerja sama yang baik dengan berbagai pihak termasuk kepala sekolah, rekan guru, orang tua siswa, dan dengan siswa itu sendiri. Perencanaan dalam pelaksanaannya juga harus tersusun rapi mulai dari pemetaan aset sekolah yang dimiliki, sosialisasi, kolaborasi, hingga dalam pelaksanaannya.
Harapannya seluruh sekolah dapat menerapkan aksi nyata seperti yang telah dipaparkan di atas agar terbentuk student agency sesuai dengan zamannya pada diri tiap-tiap murid. (*)
Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.
EmoticonEmoticon