Fenomena Game Online dan Menanggulangi Dampaknya Terhadap Minat Belajar Peserta Didik

Hallo, Salam kembali kita berjumpa. Informasi terbaru dari Admin nih tentang Fenomena Game Online dan Menanggulangi Dampaknya Terhadap Minat Belajar Peserta Didik. Yang dikutip dari naikpangkat.com.

Ditulis oleh Nurul Farida

Mahasiswi Administrasi Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

 

Teknologi telah berkembang sangat pesat dan membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat, termasuk di kalangan peserta didik. Salah satu fenomena yang perlu menjadi perhatian adalah meningkatnya popularitas game online di kalangan peserta didik.

Game online yang hadir saat ini menawarkan hiburan interaktif dan menarik, serta mudah diakses oleh siapapun. Hal ini sangat berpengaruh pada dunia pendidikan terutama pada minat belajar peserta didik. Fenomena ini perlu mendapat perhatian khusus baik dari pendidik, orang tua dan masyarakat, mengingat minat belajar merupakan faktor esensial yang perlu ditumbuhkan dalam mencapai keberhasilan akademik peserta didik.

Djaali (2007:121) berpendapat bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2).

Hamalik (2001:110) menyatakan bahwa belajar tanpa adanya minat, sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. Oleh sebab itu, penting untuk kita kaji lebih dalam mengenai pengaruh game online terhadap minat belajar peserta didik serta mengidentifikasi strategi yang efektif untuk menyeimbangkan penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar.

Game Online dan Jenis-Jenisnya

Menurut Hikmatyar (2015), game bisa diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mencari kesenangan dan mengembangkan imajinasi. Sedangkan menurut Nilwan dalam Hermawan (2013), selain menjadi kegiatan yang terstruktur, game juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran.

Dalam setiap game biasanya terdapat peraturan yang berbeda-beda untuk memulai permainannya sehingga membuat jenis game semakin bervariasi. Karena salah satu fungsi game juga sebagai penghilang stress atau rasa jenuh maka hampir setiap orang senang bermain game baik anak kecil, remaja maupun dewasa.

Berdasarkan jenisnya, game dapat dibagi menjadi beberapa jenis di antaranya:

  1. Fighting (Pertarungan)

Dalam jenis game ini, player dapat memilih karakter dengan kemampuan berbeda-beda. Playerjuga bisa mengeluarkan jurus dan kemampuan berbeda dari tiap karakter untuk mengalahkan musuh. Biasanya pertarungan hadir secara one on one (satu lawan satu) dalam sebuah arena yang terbatas. Contoh : Mortal Kombat, Street fighter dan Teken.

  1. Shooting (Tembak Menembak)

Dalam jenis game ini berisi berbagai misi yang harus diselesaikan. Intinya dalam game ini, player membutuhkan reflex, koordinasi mata, dan tangan hingga waktu yang tepat. Contoh : Resident Evil dan Counter Strike.

  1. Adventure (Petualangan)

Dalam jenis game ini, player bisa memainkan karakter untuk menjelah hutan belantara atau menjelajahi sebuah bangunan. Intinya, player akan melalui sebuah misi. Jenis game ini akan menekankan jalur cerita dan kemampuan berpikir player untuk menemukan petunjuk berikutnya. Contoh: Tomb Raider, Grand Theft Auto, dan Dark Souls.

  1. Simulasi

Jenis game ini menghadirkan konsep permainan yang meniru keadaan di dunia nyata. Semua faktor dalam game akan dibuat semirip dunia nyata, ada yang menceritakan kehidupan manusia atau kehidupan menjadi seorang walikota membangun sebuah kota. Dalam game ini semua keputusan player berpengaruh pada karakter yang dimainkan. Inti dari game ini membuat player harus berpikir untuk mendirikan, membangun, hingga mengatasi masalah dengan dana terbatas. Contoh : The Sims dan Sim City.

  1. Strategi

Jenis game ini memerlukan kemampuan player untuk memimpin sebuah pasukan, kemudian mengelola sumber daya hingga membangun peradaban. Setelah pembangunan selesai, player bisa berperang dengan pasukan lain untuk merebut kekuasaan. Maka dibutuhkan strategi yang tepat agar pasukan bisa menang dan wilayah player tidak diserang. Contoh : Stronghold Crusader, Age of Empires, dan Clash of Clans.

  1. Sport (Olahraga)

Jenis game jenis ini memiliki gameplay berbagai jenis olahraga di dunia. Intinya, player akan melakukan pertandingan olahraga secara virtual. Contoh: Pro Evolution Soccer dan NBA.

  1. Racing (Balapan)

Jenis game ini memerlukan kemampuan mengemudi motor, mobil, maupun kendaraan lainnya. Game ini akan memacu adrenalin player untuk menjadi yang tercepat di sirkuit. Game jenis ini contohnya Forza dan Need for Speed.

  1. Role Playing Game

Jenis game ini mengandung unsur leveling dan player akan bebas menjelajah dunia game. Setiap karakter memiliki kemampuan dan kekuatan yang berbeda dan dapat berkembang sesuai yang dinginkan player. Beberapa Game RPG bahkan membuat player bisa menentukan ending dari jalan cerita game tersebut. Game RPG terbagi menjadi dua jenis yakni action RPG dan turn based RPG. Contoh: Dragon Quest dan Final Fantasy.

Dengan beragamnya pilihan game online yang tersedia saat ini seperti yang telah dijelaskan di atas, peserta didik menjadi semakin mudah terpengaruh dan terganggu kegiatan belajarnya. Ketika sudah bermain salah satu jenis game di atas, akan membuat membuat mereka semakin penasaran ingin mencoba menyelesaikan game dengan berbagai keseruannya masing-masing.

Hal tersebut, perlu mendapatkan respon terkait pentingnya upaya bersama dari pihak sekolah, orang tua, dan siswa sendiri untuk mengatur penggunaan game secara bijak, sehingga tidak berdampak negatif pada prestasi akademik dan minat belajar peserta didik.

Alasan Game Digemari

Kita tentu sering melihat banyak anak-anak yang lebih senang bermain game dibanding belajar. Apa, yang menjadi alasan anak suka main game  sampai lupa waktu, entah itu game online maupun offline.

Di antara alasan anak suka bermain game pada umumnya adalah sebagai berikut:

  1. Menyenangkan

Alasan anak suka main game yang paling utama karena bermain game dapat menimbulkan rasa senang.

  1. Dinamis dan Menantang

Alasan anak suka main game selanjutnya adalah karena ketika bermain  game muncul perasaan rasa tertantang yang dinamis.

  1. Belajar Sesuatu Hal

Bukan hanya sekedar hiburan, bermain game ternyata juga dapat dijadikan metode belajar akan sesuatu.

  1. Menemukan Bakat dan Cita-cita

Anak bisa belajar banyak profesi melalui game. Inilah di antara yang menjadi alasan anak suka main game.

  1. Merasa Terhubung

Alasan lainnya, anak suka main game karena saat bermain membuat mereka merasa terhubung dengan orang lain.

  1. Memiliki Visual yang Menarik

Desain visual yang menarik dari game juga jadi salah satu alasan anak suka main game.

Trend game yang saat ini adalah game yang dimainkan secara online. Game ini merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh banyak orang dari berbagai penjuru dunia di waktu yang sama dan terhubung melalui jaringan internet

Dampak Positif dan Negatif Game Online

Bermain game online memang tidak selalu berdampak negatif namun juga ada sisi positifinya.

Beberapa dampak negatif dari game terhadap minat belajar di antaranya adalah:

  1. Kecanduan

Game online dirancang untuk membuat pemainnya terus bermain. Hal ini dapat menyebabkan siswa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game dan mengabaikan waktu belajar. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar atau mengerjakan tugas sekolah menjadi berkurang. Siswa cenderung lebih memilih bermain game daripada membuka buku pelajaran.

  1. Penurunan Konsentrasi

Kebiasaan bermain game online dalam jangka waktu lama dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk berkonsentrasi pada pelajaran. Pikiran mereka seringkali teralihkan oleh keinginan untuk kembali bermain game.

  1. Kelelahan Fisik dan Mental

Bermain game online hingga larut malam dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Akibatnya, siswa sulit fokus saat belajar di sekolah.

  1. Kurangnya Motivasi Belajar

Keseruan dalam game online dapat membuat pelajaran di sekolah terasa membosankan, sehingga menurunkan motivasi belajar siswa.

  1. Pengabaian Tanggung Jawab Akademis

Kecanduan game online dapat membuat siswa mengabaikan tugas-tugas sekolah seperti tidak mengerjakan PR atau bahkan bolos sekolah demi bermain game.

Meskipun terdapat banyak dampak negatif, game online juga memiliki beberapa potensi positif jika dimanfaatkan dengan bijak:

  1. Peningkatan Keterampilan Kognitif

Beberapa jenis game online dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir strategis, dan pengambilan keputusan cepat.

  1. Pembelajaran Bahasa Asing

Game online yang menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan bahasa mereka secara tidak langsung.

  1. Kolaborasi dan Keterampilan Sosial

Game multiplayer online dapat mengajarkan siswa tentang kerja sama tim dan komunikasi efektif.

  1. Sarana Ddukasi

Beberapa game online dirancang khusus untuk tujuan pendidikan, yang dapat membantu siswa belajar dengan cara yang lebih menyenangkan.

Peran Orang Tua dan Sekolah

Melihat dua sisi dari dampak yang ada menjadi tantangan untuk orang tua dan juga guru, bagaimana kita bisa mengkontrol anak-anak supaya tidak kecanduan terhadap game online dan bisa mengontrol mereka dalam menggunakan handphone.

Dalam hal ini, orang tua juga harus bisa menyikapi anak-anak yang kecanduan game online, orang tua harus bisa mengajak si anak untuk lebih giat belajar dan tidak dengan menggunakan cara keras. Seperti memberikan batasan waktu untuk bermain game dan memberikan perhatian secara langsung dalam kegiatan belajarnya.

Sebagai guru, tantangan ini juga harus bisa dihadapi di sekolah supaya siswanya ketika pulang ke rumah tidak langsung bermain game dengan memberikan tugas pekerjaan rumah. Guru juga harus pintar membuat rancangan pembelajaran yang menarik, lebih menarik dari game dan dengan cara yang guru buat sendiri. Supaya apa yang menjadi tugas anak-anak yaitu belajar dapat terkontrol dengan baik.

Sehingga strategi efektif yang bisa dilakukan dapat dirangkum sebagai berikut:

  1. Pembatasan waktu bermain, orang tua dan guru dapat membuat jadwal yang mengatur waktu bermain game online dan waktu belajar.
  2. Pemilihan game yang edukatif, mendorong siswa untuk memainkan game yang memiliki unsur pendidikan atau pengembangan keterampilan.
  3. Pengawasan orang tua, oang tua perlu aktif mengawasi aktivitas online anak-anak mereka dan memberikan bimbingan yang tepat.
  4. Peningkatan kualitas pembelajaran, sekolah dapat mengadopsi metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Kesimpulannya, game online berpotensi mempengaruhi minat belajar siswa, baik secara positif maupun negatif. Dampak negatif seperti kecanduan dan penurunan konsentrasi dapat mengganggu proses belajar. Namun, jika dimanfaatkan dengan bijak, game online juga dapat memberikan manfaat positif seperti peningkatan kemampuan kognitif dan pembelajaran bahasa asing.

Kunci utama dalam mengelola pengaruh game online terhadap minat belajar adalah keseimbangan dan pengawasan. Dengan adanya batasan waktu yang jelas, pemilihan game yang edukatif, serta bimbingan dari orang tua dan guru, siswa dapat menikmati manfaat game online tanpa mengorbankan minat belajar mereka. Dengan pendekatan yang tepat, game online juga dapat menjadi alat untuk meningkatkan minat belajar, bukan menghambatnya.

 

DAFTAR PUSTAKA 

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hermawan, D. P. (2013). Efektifitas Penggunaan Game Edukasi Komputer untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran TIK Kelas VII SMP Negeri 1 Kota Mungkid. Yogyakarta: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

Hikmatyar, M. (2015). Analisis pengembangan game edukasi “Indonesiaku” sebagai pengenalan warisan budaya Indonesia untuk anak usia 12-15 tahun. Yogyakarta: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

Kustiawan, A. a., & Utomo. (2019). Jangan Suka Game Online Pengaruh Game Online dan Tindakan Pencegahan. Solo: CV. AE Media Grafika.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahono, R.S. 2009. Antara Game, Pendidikan dan HP (Game Mobile Learning Sebagai Wacana Pendidikan). http://www.m-edukasi.net/artikel-mobilelearning-isi.php?kodenya=2009-ac. Akses 12 Juli 2016.



Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.


EmoticonEmoticon