Rela Berkorban Mewujudkan Program Merdeka Belajar 

Hallo, Salam kembali kita berjumpa. Informasi terbaru dari Admin nih tentang Rela Berkorban Mewujudkan Program Merdeka Belajar . Yang dikutip dari naikpangkat.com.

Oleh Mujib Alwy, S.Pd

Guru Projek IPAS SMK Negeri 1 Polewali

            

Hari raya Idul Adha jatuh di setiap tanggal 10 Dzulhijjah yang merupakan bulan terakhir dalam penanggalan Islam. Hari raya ini dikenal juga dengan nama hari raya Qurban sebagai simbol pengorbanan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT yang memerintahkannya untuk menyembelih anaknya nabi Ismail AS—namun Allah kemudian menggantinya dengan seekor kambing. Kisah tersebut merupakan sepenggal perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS dalam mentaati perintah Allah SWT sebagai bentuk  bukti ketaqwaan.

Di tahun ini, hanya berselang satu hari setelah perayaan Idul Adha, adalah hari pertama masuk sekolah dan akan dimulai tahun ajaran baru 2022/2023 serta pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar. Ini menjadi momentum untuk merayakan dan menggali makna di balik hari raya umat Islam tersebut. 

Dalam memaknai Idul Qurban di tahun ini, pengorbanan Nabi Ibrahim AS sebagai bukti ketaatan akan perintah ilahi harus tetap dihadirkan dalam diri kita baik sebagai guru, sebagai peserta didik, dan sebagai orangtua siswa. 

Sebagai guru, ketaqwaan itu dapat dihadirkan dengan nilai-nilai pengorbanan dalam mendidik para generasi bangsa dan mengantarkan mereka ke gerbang persaingan global yang sarat dengan tuntutan kemandirian serta tangguh dalam menghadapi tantangan baik sebagai pribadi maupun sebagai bangsa.

Sebagai orang tua peserta didik pun juga diharapkan melakukan pengorbanan dalam menuntun dan mendampingi anak-anaknya untuk bersinergi dengan pihak sekolah dalam menyukseskan program pembelajaran di tahun ajaran baru ini, yaitu terkait Kurikulum Merdeka Belajar. 

Dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar mengharuskan  melakukan inovasi pembelajaran di kelas dengan lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran dalam bentuk projek. Sebagai contoh adalah  projek pembuatan kompor tenaga surya dan projek pengelolaan sampah dengan melibatkan semua guru mata pelajaran dalam merencanakan, merumuskan, dan membuat projek pembelajaran tersebut.

Misalnya lagi dalam mata pelajaran IPAS yakni Fisika, Kimia, Biologi dan ilmu-ilmu sosial dapat berkolaborasi dengan mata pelajaran lainnya dalam membuat kegiatan pembelajaran dalam bentuk projek bersama, tergantung tema yang akan diangkat yang tentunya tetap menyesuaikan dengan ruang lingkup materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. 

Kebersamaan dalam menyusun tema yang akan diangkat sebagai projek pembelajaran dibutuhkan pengorbanan guru dalam menerima masukan dari berbagai pihak baik dari pihak industri maupun dari masyarakat sebagai konsumen atau pemakai dari hasil projek yang kelak akan dilahirkan.

Melibatkan pihak masyarakat dalam pembuatan projek ini dapat dilakukan dengan mengamati kondisi lingkungan sekitar sekolah dan kondisi kebutuhan sosial. Misalnya penanganan sampah dalam lingkungan pemukiman, mengatasi  saluran pembuangan limbah cair rumah tangga, atau penataan lingkungan pemukiman sekitar sekolah.  Projek pembelajaran seperti ini tentunya dapat dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah terkait keterlibatan bersama dalam penyelesaiannya.

Pihak industri dalam hal ini industri ritel yang saat ini lagi menjamur di beberapa daerah kabupaten juga  diharapkan dapat terlibat di dalam pembuatan projek pembelajaran di sekolah. Misalnya dalam hal pembiayaan projek pengolahan sampah daur ulang atau pun sampah organik menjadi pupuk organik. Keterlibatan pihak industri dalam kegiatan ini adalah sebagai bentuk perhatian dalam penuntasan masalah sosial di tengah masyarakat.

Dalam projek pembelajaran yang lainnya seperti kompor tenaga surya, pihak industri pun dapat berkorban dalam hal penyempurnaan pembuatannya. Karena bagaimana pun, projek pembuatan kompor tenaga surya hasil dari pekerjaan peserta didik tentu masih banyak kekurangan jika dilihat dari berbagai sisi, baik dari segi desain. Untuk itu dibutuhkan masukan desain produk yang menarik di mana kemampuan tersebut tentunya hanya dimiliki tenaga ahli dari pelaku industri.

Jika semua pihak baik itu pihak sekolah, pihak masyarakat, dan pihak industri bahu membahu berkorban dalam nuansa kebersamaan untuk menciptakan sesuatu hal yang dibutuhkan masyarakat dengan mengesampingkan perbedaan dan egoisme masing-masing, dengan Kurikulum Merdeka yang mengedepankan pembelajaran projek, tentu akan dapat menghasilkan peserta didik yang mandiri, inovatif, kreatif, berbudi pekerti luhur, serta tangguh dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (*)

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.




Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.


EmoticonEmoticon