Salah satu inovasi dalam kurikulum merdeka adalah adanya pembelajaran berbasis proyek. Proyek tersebut mengacu pada profil pelajar Pancasila. Proyek ini bertujuan untuk mengajak siswa mengamati serta menciptakan solusi terkait isu lingkungan sekitar. Untuk menerapkan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, muncullah suatu modul, yaitu modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Modul tersebut merupakan suatu dokumen pembelajaran yang berisi tujuan, kegiatan, media, hingga penilaian proyek. Lantas, bagaimana cara menyusunnya? Ada beberapa strategi dalam penyusunan modul proyek, yaitu:
Tingkat Kesiapan Penyusunan Modul Proyek P5
Pada dasarnya, pemerintah tidak merepotkan pihak satuan pendidikan. Itulah sebabnya, dalam lingkup ini, modul proyek sudah tersedia dan pihak lembaga/sekolah tinggal memilih sekaligus melaksanakannya. Hanya saja, modul tersebut bersifat fleksibel. Tim tenaga kependidikan bisa mengubah/memodifikasi sebagian atau bahkan keseluruhan. Dalam artian, guru dan kepala sekolah bisa membuat modul proyek secara mandiri.
Dari sinilah, muncul tiga tahapan atau tingkat kesiapan dalam penyusunan modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yaitu:
Tahap Awal
Pada tahap ini, satuan pendidikan fokus pada modul proyek yang telah disediakan pemerintah. Kepala sekolah bisa mengajak guru untuk langsung menerapkan modul tersebut. Namun, tim pendidik tetap harus menyesuaikannya dengan keadaan sekolah.
Dalam hal ini, guru bisa melihat rangkaian modul, mulai dari tema, tujuan pembelajaran, asesmen, dan sebagainya. Jika sekolah siap dengan segala hal yang dibutuhkan dalam proyek berdasarkan modul tersebut, maka guru bisa langsung menggunakannya tanpa modifikasi ulang.
Tahap Berkembang
Sama halnya dengan tahap awal, tahap berkembang memanfaatkan modul proyek yang ada. Hanya saja, guru bisa memodifikasinya jika tidak sesuai dengan kondisi lembaga pendidikan. Lantas, apa saja yang perlu diubah? Umumnya, guru mengubah beberapa bagian, seperti:
- Topik proyek
- Tujuan proyek
- Aktivitas
- Penilaian/asesmen
Semua itu bisa dimodifikasi sebaik mungkin sehingga cocok untuk diterapkan di sekolah. Artinya, sekolah mampu menampung proyek, siswa siap menjalankan tugas, fasilitas memadai, dan guru bersedia mendampingi dari awal hingga akhir.
Tahap Lanjutan
Yang terakhir adalah tahap lanjutan. Dalam tahap ini, kepala sekolah dan guru membuat modul proyek secara mandiri. Tentunya, keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan matang dan kesepakatan bersama. Biasanya, yang mendasari tahap ini adalah adanya ketidaksesuaian antara isi modul dengan kondisi satuan pendidikan. Namun, ada pula yang memang ingin menciptakan pengalaman baru bersama para siswa.
Ada banyak hal yang harus guru lakukan jika merancang modul sendiri, misalnya, pemilihan tema dan topik, perancangan tujuan, pengembangan kegiatan, hingga perencanaan penilaian. Yang pasti, guru tidak bisa lepas dari pengamatan apakah sekolah dan siswa benar-benar siap dengan rancangan proyek tersebut.
Langkah Persiapan Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Ada beberapa hal yang harus guru lakukan agar sukses dalam penyusunan modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tentunya, hal ini berlaku sebagai pertimbangan dan persiapan sebelum perancangan modul berlangsung.
Lantas, apa saja persiapan itu? Seperti penjelasan di poin sebelumnya, berdasarkan kesiapan sekolah, guru bisa memilih tiga tahap penyusunan, yaitu tahap awal, tahap lanjutan, dan tahap berkembang. Jika memutuskan untuk menerapkan tahap lanjutan (memodifikasi) dan berkembang (menyusun sendiri), maka, berikut adalah hal yang harus dipersiapkan:
Halaman Selanjutnya
Mengidentifikasi & memetakan keadaan satuan pendidikan
Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.
EmoticonEmoticon