Mengajar anak usia dini tidak melulu tentang permainan dan nyanyian. Sekarang, guru harus memasukkan ilmu-ilmu sains selama pembelajaran. Tujuannya adalah agar anak mengenal dan mempelajari ruang lingkup sains serta mengaplikasikannya dalam keseharian. Namun, guru harus menerpakan metode yang tepat karena usia mereka tidak sama dengan level-level lainnya. Lantas, bagaimana cara implementasi pembelajaran sains pada anak usia dini yang pas? Berikut adalah beberapa metode serta strategi penerapannya:
Metode Demonstrasi
Dalam metode ini, pemerannya adalah guru sedangkan siswa akan mendengar dan memperhatikan. Di sini, guru berperan menjadi peraga. Guru bisa mendemonstrasikan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu sains, seperti gunung meletus.
Untuk mengimplementasikannya, guru bisa membuat erupsi buatan dengan bantuan tutorial di YouTube atau sosial media lainnya. Jika alat peraga sudah siap, guru bisa memeragakan langsung di depan anak-anak dengan bantuan kreasi tersebut. Dengan demikian, otak anak akan bekerja dan menggambarkan bagaimana proses meletusnya gunung yang sesungguhnya.
Metode Karyawisata
Umumnya, anak-anak usia dini akan sangat senang saat diajak jalan-jalan. Guru bisa memanfaatkan hal ini untuk mengenalkan ilmu sains. Dalam metode karyawisata, guru tidak melulu harus mengajak siswa untuk berekreasi ke tempat uang jauh dan mahal. Cukup manfaatkan saja wilayah sekitar. Namun, tempat tersebut haruslah menampung objek alam. Misalnya, laboratorium, kebun bunga, aquarium, kolam ikan, dan lainnya. Dengan demikian, anak akan mempelajari tentang makhluk hidup.
Metode Eksperimen
Cara ini hampir sama dengan metode demonstrasi. Bedanya, di sini, bukan hanya guru yang beraksi, tetapi juga semua peserta didik akan terlibat di dalamnya. Metode eksperimen ini akan mengajak siswa praktik langsung dan belajar memahami apa yang telah diuji coba bersama. Karena usia mereka masih dini, guru bisa mengambil topik percobaan yang ringan dan biasanya mereka temukan dalam lingkungan sekitar.
Yang paling sering dipraktikkan adalah pelarutan senyawa. Guru bisa menyiapkan air hangat, air biasa, dan gula. Di sini, siswa akan belajar bagaimana gula itu bisa larut cepat. Contoh lain yang cukup seru dan menantang adalah menanam dan merawat tanaman. Jadi, anak-anak akan tahu bagaimana cara menanam, proses pertumbuhan, hingga cara merawatnya dengan baik.
Halaman Selanjutnya
Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.
EmoticonEmoticon