Dalam artikel ini akan dijelaskan secara mendetail tentang panduan menyusun modul ajar pembelajaran berdiferensiasi, untuk mengetahui penjelasan selengkapnya simak artikel ini hingga selesai.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan individu murid. Dalam pendekatan ini, guru membuat program pembelajaran yang mengakomodasi keragaman gaya belajar, minat, dan kemampuan murid. Modul ajar menjadi alat penting untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Berikut ini Panduan Menyusun Modul Ajar Pembelajaran Berdiferensiasi
1. Guru Melakukan Asesmen Awal
Asesmen awal atau bisa juga disebut dengan asesmen diagnostik yang harus dilakukan guru di awal ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil belajar, gaya belajar, minat, dan kebutuhan belajar individu murid. Informasi ini menjadi dasar bagi guru untuk merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai.
Guru dapat menggunakan berbagai metode asesmen, antara lain:
Observasi: Guru mengamati perilaku dan interaksi murid di kelas, baik secara langsung maupun melalui rekaman video.
Tes Diagnostik: Guru memberikan tes untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan murid dalam suatu materi pelajaran.
Wawancara: Guru berdialog dengan murid untuk menggali informasi tentang gaya belajar, minat, dan kebutuhan belajar mereka.
Survei: Guru memberikan kuesioner kepada murid untuk mengetahui profil belajar, gaya belajar, dan minat mereka.
Portofolio: Guru mengumpulkan dan menganalisis hasil karya murid untuk melihat pencapaian belajar mereka
2. Membuat pengelompokan dari hasil asesmen tersebut
Berdasarkan dari hasil asesmen awal, guru selanjutnya melakukan pengelompokan murid berdasarkan profil belajar, gaya belajar, minat, dan kebutuhan belajar mereka.
Jenis Pengelompokan yang bisa guru gunakan antara lain:
Heterogen: Murid dengan kemampuan yang berbeda dikelompokkan bersama. Hal ini mendorong kolaborasi dan saling belajar antar murid.
Homogen: Murid dengan kemampuan yang setara dikelompokkan bersama. Hal ini memudahkan guru dalam memberikan instruksi dan materi pembelajaran yang sesuai.
3. Menentukan KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran) sesuai pengelompokan
Guru harus menentukan KKTP, Kriteria pencapaian belajar yang spesifik, terukur, dan jelas untuk setiap kelompok.
Dengan mempertimbangkan berbagai hal mulai dari kemampuan dan kebutuhan belajar individu murid dalam setiap kelompok.
Contoh KKTP:
Kelompok A: Murid dapat menyelesaikan soal matematika dengan tingkat kesulitan sedang dalam waktu 15 menit.
Kelompok B: Murid dapat menyelesaikan soal matematika dengan tingkat kesulitan mudah dalam waktu 10 menit.
Dan lain sebagainya.
Halaman selanjutnya,
3. Menentukan Diferensiasi yang bisa dilakukan di dalam kelas…
Semoga Informasi di atas bermanfaat bagi kita semua. Majukan Pendidikan Indonesia yang bermartabat dan berkualitas.
EmoticonEmoticon